AMCNews.co.id — Kabupaten Agam melanjutkan tren positifnya selama tahun 2018 dalam menekan angka inflasi sejak Januari hingga Juni 2018.
Tercatat dari data Bagian Perekonomian dan SDA Setda Agam, menjelaskan bahwa Kabupaten Agam mengalami inflasi hanya sebesar 0,20 persen selama Juni 2018, atau lebih rendah dibandingkan Provinsi Sumbar 0,39, bahkan juga rendah dibanding tingkat nasional yang mencapai 0,59 persen pada saat yang sama.
Capaian inflasi yang cukup rendah itu juga tidak jauh berbeda pada bulan sebelumnya selama tahun 2018. Dengan rincian, Januari sebesar 0,75 persen, Februari 0,22 persen, Maret 0,28 persen, April 0,12, Mei -0,39 persen dan Juni 0,20 persen.
Bupati Agam melalui Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Isman Imran, saat ditemui diruang kerjanya, Senin (6/8), di Lubuk Basung membenarkan hal tersebut.
“Inflasi yang terjadi saat ini tidak berpengaruh terhadap masyarakat Agam. Kalaupun ada sekitar 0,20 persen, bukan karena inflasi sembako melainkan inflasi yang disebabkan kebutuhan yang dibeli masyarakat lainnya, seperti kelompok bahan makanan atau minuman kaleng,” jelas Isman Imran.
Isman menyebutkan, selama Juni dan Juli 2018 ada sebanyak 10 jenis barang sembako mengalami stabilitas harga dari beberapa pasar tradisional yang disurvey, yaitu, harga beras masih tetap Rp.13.000/kilogram, gula pasir tetap Rp.11.000/kilogram, minyak goreng Rp.11.000/kilogram, cabe merah Rp.40.000/kilogram, bawang merah Rp.25.000/kilogram.
Sementara, harga jagung juga ikut stabil pada harga Rp.3.500/kilogram, minyak tanah Rp.13.000/liter, gas elpiji ukuran 3 kilogram Rp.23.000/tabung. Kemudian disusul dengan komoditi jengkol dengan harga Rp.1.000/buah dan petei Rp.4.000/kilogram.
“Tapi harga daging sapi pada bulan Juli mengalami penurunan harga menjadi Rp.120.000/kilogram, dibanding bulan Juni seharga Rp130.000/kilogram,” ujarnya.
Menurutnya, terjaganya tingkat inflasi lebih disebabkan pasokan bahan pangan strategis yang mencukupi dan keberhasilan pemerintah bersama semua pihak dalam mengimbau masyarakat agar tak terlampau konsumtif, serta lebih selektif dalam membeli barang.
Sehingga, melalui peningkatan Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang dibuat Pemkab. Agam, mata rantai yang akan meningkatkan inflasi dapat diperkecil, melalui peningkatan infrasruktur, seperti sarana prasarana pendidikan, kesehatan, kebijakan penanggulangan kemiskinan serta pengendalian harga bahan pokok.
“Gerakan Agam Menyemai juga selalu kita intensifkan melalui perluasan tanaman dan perluasan kolam ikan untuk koversi daging,’ tutur Isman.
(AMC06)