Bakal Jadi Ikon Pasia Laweh, 40 Jenis Lapek Meriahkan MTQ ke-XL Kabupaten Agam

  • Bagikan

Pasia Laweh, AMC – Sebanyak 1.600 lapek (lemper) dengan 40 aneka rasa disajikan masyarakat Nagari Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh dalam menyambut tamu dan peserta MTQ ke-XL tingkat Kabupaten Agam.

Wali Nagari Pasia Laweh, Dr (Cand) Zul Arfin, S.Sos, MM Dt. Parpatiah menyebut, selain memberdayakan kuliner lokal, kehadiran lapek di perhelatan akbar Kabupaten Agam itu juga sebagai jamuan yang aman dan sehat bagi tamu MTQ ke-XL.

Dijelaskannya, MTQ ke-XL tingkat Kabupaten Agam menjadi momen bagi masyarakat Nagari Pasia Laweh untuk memutar roda perekonomian. Masyarakat setempat memilih lapek sebagai buah tangan dan santapan yang lezat bagi peserta MTQ.

“Masyarakat bermusyawarah, kiranya apa makanan yang lezat, steril dan aman dikonsumsi para tamu. Dimana makanan yang disajikan tidak mengandalkan produk dari luar daerah, jadi dipilihlah lapek ini,” ujarnya, Minggu (29/5).

Menurutnya, lapek merupakan makan yang bahannya melimpah di Nagari Pasia Laweh. Bahan yang dibutuhkan berupa daun, jagung, ketan, labu dan sebagainya mudah ditemukan di tengah-tengah masyarakat.

“Bahannya dibeli dari masyarakat setempat yang kemudian lapek dijual lagi, akhirnya terjadi perputaran uang yang akhirnya menggairahkan ekonomi masyarakat lokal,” ucapnya.

Disebutkan, pada MTQ ke-XL Kabupaten Agam, masyarakat Nagari Pasia Laweh menyuguhkan kurang lebih 1.600 lapek dengan 40 aneka rasa. Lapek-lapek tersebut diproduksi melalui 10 kelompok Dasawisma.

“Kami masih menyisihkan 3.400 lapek lagi yang akan disajikan bagi tamu yang mengikuti MTQ hingga penutupan nantinya,” kata Zul Arfin.

Lebih lanjut disampaikan, Pemerintah Nagari Pasia Laweh dan PKK berencana menjadikan lapek sebagai ikon kuliner khas nagari setempat.

Menurutnya, lapek merupakan makananan yang memiliki filosofi. Dikatakan, lapek merupakan makanan yang terhormat. Pasalnya, kebersihan lapek terjaga oleh bungkusnya dan yang sudah dibuka tak ada yang mau memakannya.

“Lapek memiliki nilai-nilai filosifis, bungkusnya menjadikannya makanan terhomat. Lapek yang sudah dibuka bungkusnya, kalau tidak dimakan langsung tidak ada yang mau memakannya,” jelasnya lagi. (Depit)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *