Laporan Depitriadi, AMCNews – Lubuk Basung
Nama Sugesti Edward saat ini memang tengah menjadi buah bibir bagi sebagian kalangan.
Betapa tidak, eksportir batu bara sukses asal Manggopoh, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam ini baru saja dinobatkan sebagai Perempuan Paling Inspiratif di Indonesia.
Pada momentum peringatan Hari Kartini pada Rabu (21/4) tahun ini, Tim AMCNews berkesempatan mengulik kisah perjuangan sukses dara cantik buah hati pasangan Edward Alison dan Murliani itu. Bagaimana cerita Kartini masa kini nan menginspirasi ini?
Gesti, begitu ia akrab disapa merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Bagi Gesti, menjadi anak perempuan tertua, tidak serta-merta membuatnya berdiam diri.
Di usia yang masih tergolong muda, yakni 18 tahun, alumnus Sastra Inggris Universitas Negeri Padang (UNP) ini berani terjun untuk merintis bisnis batu bara pertamanya.
Bukan main-main, bisnis pertamanya ini dirintis jauh dari kampung halaman.
Disebutkan, perusahaan pertama yang ia rintis yakni PT Sugesti Prima Coal. Sekarang perusahaan itu berganti nama menjadi Sugesti Mandiri Utama.
“Pada awal mula berbisnis Gesti sempat ditipu orang, namun dengan ikhlas dan usaha keras Gesti bisa membuktikan bahwa Gesti mampu menjadi seorang pebisnis sukses seperti sekarang,” ujar perempuan asal Kampung Kandih, Manggopoh, Kabupaten Agam itu.
Soal pengalaman ditipu, Gesti mengaku kejadian itu terjadi pada tahun 2011. Saat itu ia mendapatkan investasi senilai Rp1,5 miliar dari seorang investor dari India. Namun, ternyata investor tersebut menggunakan dokumen bodong.
“Waktu itu sudah senang, namun uang itu hanya bertahan selama dua bulan. Gesti ditipu dan langsung gulung tikar,” kenangnya.
Kejadian itu tidak membuatnya patah arang. Gesti memutuskan hijrah ke Kalimantan dan memulai kembali usaha dari nol.
Dari pengalaman buruk itu, membuat Gesti lebih berhati-hati. Alhasil, perempuan berdarah Minang ini sukses menjadi eksportir batu bara yang cukup diperhitungkan saat ini.
“Ini berkat Allah, Allah lah yang memilih Gesti untuk sukses. Kemudian juga doa orang tua, apa pun yang dimiliki sekarang selalu untuk orang tua. Ketiga adalah usaha keras,” ungkapnya.
Diceritakannya, naluri bisnisnya itu mulai terasah ketika masih bekerja menjadi staf public relation di sebuah perusahaan tambang.
Di masa kuliah pun, Gesti juga aktif mengikuti kontes Uda-Uni, yang membuatnya akrab dengan dunia public relation.
“Ketika kuliah, Gesti sudah bekerja sebagai PR di perusahaan tambang, jadi banyak mendampingi tamu-tamu yang notabene orang asing,” kenangnya.
Menurutnya, saat ini tidak banyak perempuan yang bergerak di bidang bisnis batu bara. Bahkan, ketika dirinya pun memutuskan memulai bisnis, ia pun kerap mendapat cemoohan karena jenis kelamin dan usianya yang terbilang muda.
“Orang pernah cemooh setelah ditipu orang Gesti bakal gila, dan akan masuk rumah sakit jiwa. Tapi, Alhamdulillah sekarang cemoohan itu berbuah manis,” ucap Gesti.
Soal keinginan yang belum terwujud, Gesti secara blak-blakan menyebut ingin menjadi penulis terkenal. Tidak sampai di situ, ia pun bertekad membuat film sendiri.
Bicara soal menulis, perempuan bersahaja ini telah merampungkan sebuah novel berjudul Tepian Mandi. Disebutkan, novel itu dituliskan berdasarkan pengalaman pribadinya selama merintis karir.
“Novel itu saya buat tahun 2017, rencana akan difilmkan. Saya optimis mimpi itu terwujud, seperti keyakinan saya memulai bisnis batu bara,”ujarnya (*)