Laporan Depitriadi, AMCNews – Lubuk Basung
Kamis (8/10) pagi, di bawah pohon jambu biji di kawasan Gedung Olah Raga (GOR) Rang Agam, Rahmat Dzaki (10) memungut buah yang dipetik sang kakak dari atas pohon. Di tangannya tampak dua buah jambu biji. Satu sudah agak ranum, satu masih mengkal.
Sementara di atas pohon, Dedi (12) tampak berjuntai melepas penat. Matanya terus mencari buah masak yang mungkin tersembunyi di balik daun.
“Ambil paweh (jambu biji,red) om,” ujar Dedi singkat.
Kakak beradik itu mengaku sudah sering memetik buah di kawasan tersebut. Tidak hanya jambu biji, jika musim buah tiba, mereka juga kadang memetik belimbing dan lengkeng. Tak jarang juga, mereka hanya sekadar bermain di bawah rindang pohon-pohon buah.
“Kelengkeng payah dapatnya om, tidak berani memanjat, agak tinggi om, digalah dari bawah saja om,” ucap Rahmat Dzaki.
Aktivitas kakak beradik itu seolah mengingatkan Bahkri (39) penjual minuman di kawasan GOR Rang Agam, saat dimana belum ada gawai seperti sekarang. Saat saling berebut buah yang tidak diketahui pemiliknya.
“Dulu waktu kecil saya juga gitu, kalau diingat-ingat lagi seru juga,” kenangnya.
Menapaki setiap jalan utama di Lubuk Basung, memang akan dijumpai ratusan pohon buah beraneka ragam yang tengah memasuki masa berbuah.
Pohon-pohon itu sengaja ditanam Pemerintah Kabupaten Agam melalui gerakan Agam menyemai sejak 2010 silam.
Selain untuk diambil manfaatnya, melalui tanaman buah, Pemerintah Kabupaten Agam juga ingin memberi kesempatan bagi anak-anak masa kini untuk memiliki kenangan klasik yang dialami generasi sebelumnya.
Kini, gerakan Agam menyemai, terbukti berbuah manis, bahkan Pada tahun 2013 melalui kegiatan “Agam Menyemai”, Kabupaten Agam menerima penghargaan Innovative Government Award (IGA) dari Menteri Dalam Negeri. Gerakan Agam menyemai dinilai mampu menghidupkan produktivitas masyarakat.
Sekretaris Daerah Kabupaten Agam, Drs. H. Martiaswanto, MM Dt. Maruhun, beberapa waktu lalu, dalam sebuah wawancara bersama awak media, menyebutkan bahwa Agam menyemai bukan sebagai sebuah program. Menurutnya Agam menyemai merupakan gerakan moral yang bersifat berkelanjutan.
“Pada dasarnya, gerakan Agam menyemai merupakan upaya kita membangun dan memberi motivasi kepada masyarakat melalui suatu gerakan moral penyemaian nilai-nilai kebaikan masyarakat Kabupaten Agam secara berkesinambungan,” ujar M. Dt. Maruhun.
Perwujudan gerakan Agam menyemai, sebutnya, adalah dengan memanfaatkan lahan pekarangan, lahan perkantoran, lahan mesjid, dan lahan yang tidak produktif lainnya untuk ditanami tanaman buah-buahan, sayur-sayuran, palawija serta tanaman hias.
“Dengan begitu, apa yang disemai akan memberi manfaat, bahkan bisa jadi sumber pendapatan ekonomi, baik untuk dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat di lingkungan sekitar,” jelasnya.
Menurutnya, menanam pohon merupakan bentuk usaha positif yang dapat memberikan amal jariah. Melalui Agam menyemai akan memupuk budaya menanam bagi setiap individu, mulai dari anak-anak sampai dewasa sehingga menumbuhkan kesadaran akan arti penting pohon bagi kehidupan.
“Pada intinya dengan menamam pohon kita telah menyemai nilai-nilai kebaikan di tengah-tengah masyarakat,” tuturnya (*)