Sungai Pua, AMC — Meski banyak cemoohan, tak menyurutkan keinginan Emilda untuk membentuk Kelompok Dasawisma di Kecamatan Sungai Pua. Berkat keuletan dan kegigihannya, Emilda dinobatkan sebagai kader berprestasi Sumatera Barat 2019. Kini, banyak daerah yang belajar ke Kelompok Dasawisma Bougenville yang didirikannya.
Awalnya, Emilda melihat potensi besar di Sungai Sariak yang dapat dimanfaatkan oleh kaum perempuan. Berawal dari itu, wanita 39 tahun yang sehari-hari berprofesi sebagai petani strawberry itu mengumpulkan sejumlah orang. Saat itu, sebanyak 18 perempuan berhasil dirangkul.
Emilda membentuk Kelompok Dasawisma Bougenville. Keberadaan mereka diakui oleh Wali Nagari Sariak melalui SK yang diberikan pada tahun 2017. Emilda pun dipercaya sebagai ketua.
Setelah terbentuk, Emilda berkeinginan bisa memanfaatkan potensi Sungai Sariak yang subur. Tapi, apa yang dilakukan Emilda dan kawan-kawan dapat cemoohan dari segelintir orang.
“Tidak mudah memang. Banyak rintangan yang kami hadapi,” kata Emilda saat dihubungi AMC Jumat sore (17/1).
Berkat kegigihan dan keuletannya, masyarakat mulai banyak yang memahami PKK sebagai organisasi perempuan yang bisa memberikan manfaat bagi keluarga.
Ia pun mengajak beberapa ibu rumah tangga untuk memanfaatkan lahan kosong di nagari yang terletak di lereng Gunung Marapi itu.
“Karena, peran kita sebagai perempuan berkewajiban menggerakkan ketahanan keluarga melalui penanaman sayur-mayur dan tanaman obat-obatan. Apa salahnya kita ikut menjadi kader PKK. Toh di PKK kerjanya tidak lepas dari peranan kita sebagai ibu rumah tangga. Apa yang kita kerjakan di rumah itulah PKK,” ujarnya.
Perlahan tapi pasti, Emilda mulai menunjukkan eksistensi dalam membina Dasawisma Bougenville. Cemoohan dan rintangan menjadi stimulus baginya untuk mewujudkan semua keinginan. Itu semua merupakan sebuah motivasi untuk bisa mencapai kesuksesan.
Hasrat pantang menyerah Emilda dan kader lainnya membuatnya terus melakukan pembinaan kepada masyarakat. Aktif dalam kegiatan sosial masyarakat, seperti gotong royong, wirid pengajian, penyuluhan kesehatan dan kegiatan sosial lainnya.
Meski tidak ada anggaran untuk kegiatan dan upah, ibu dua anak itu menolak menyerah. Sehingga, anggaran untuk mendukung mengembangkan kegiatan PKK, ia beriuran sebesar Rp.5.000 per bulan setiap anggota. Selain itu, ada sumbangan dari wali nagari dan perantau sebagai donatur sebesar Rp.2.500.000.
Memanfaatkan mitra kerja, Emilda mengajukan bantuan bibit ikan kepada Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan untuk memenuhi kebutuhan kolam ikan yang sudah dibentuk kelompoknya.
Kegiatan lainnya juga dibantu, sebesar Rp.2.000.000 untuk kegiatan pelatihan pengolahan pangan berbahan ikan yang dibina langsung oleh Tim Penggerak PKK dari nagari, kecamatan hingga kabupaten.
Cemoohan yang didapatnya, dijawab Emilda dengan buah karya di Kelompok Dasawisma Bougenville. Emilda berhasil merubah mindset masyarakat dengan hasil “Lakek Tangannya”. Apa yang dilakukannya akhirnya dapat pengakuan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Emilda menjadi kader berprestasi tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun 2019, pada lomba Ketua Kelompok Dasawisma.
Berkat prestasi tersebut, hampir seluruh kabupaten/kota di Sumatera Barat datang untuk studi tiru ke kelompok dasawisma binaannya. Seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Sijunjung, Sawahlunto, Dharmasraya, Pesisir Selatan, Payakumbuh dan Limapuluh Kota dan beberapa daerah lainnya.
Adapun program inovatif yang mengantarkan mereka berhasil dikancah bergengsi itu antara lain. Pertama, melibatkan suami-suami anggota dasawisma dalam kegiatan dasawisma, Ke-dua, adanya kegiatan “Camp Bunda” tempat kreativitas anak dan remaja.
Kemudian ke-tiga, inisiasi “Operasi Semut” yang dilaksanakan oleh anak-anak sepulang didikan subuh dengan memungut sampah plastik yang ada di sekitar masjid hingga jalan raya. Anak-anak ini didampingi orang tua dan guru mengaji.
Ke-empat, menjadikan Dasawisma Bougenvile menjadi sentra strawberry di Provinsi Sumatera Barat, ke-lima, program dasawisma siaga dengan donor darah setiap kapan saja, ke-enam, mewujudkan “one house one product sehingga setiap rumah tangga berada dalam kehidupan mandiri di masa depannya.
“Sebuah penghargaan yang tidak bisa diucapkan dengan kata-kata. Ketika kami menerima penghargaan langsung dari ibu gubernur rasanya seakan tidak percaya. Hanya rasa syukur yang bisa kita ucapkan. Ternyata kerja keras selama ini terbayarkan,” katanya.
“Kami teringat kata Ketua PKK Kabupaten Agam, Ny. Vita Indra Catri bahwa menjadi seorang kader PKK tidak ada gaji yang ada hanya HONDA atau Honor Dunia Akhirat. Alhamdulillah, ucapan itu menjadi inspirasi sekaligus barometer bagi kita bahwa kerja ikhlas lebih dari segalanya dan tidak dapat diukur oleh uang sekalipun,” jelasnya.
Ia menyatakan, kesuksesan yang diraihnya tidak lepas dari dukungan seluruh elemen masyarakat, pemerintah nagari, kecamatan hingga kabupaten. Terkhusus jelas wanita yang akrab disapa Emil, Tim Penggerak PKK Kabupaten Agam yang tidak kenal lelah, waktu dan tenaga untuk memberikan pembinaan langsung ke lapangan.
“Sampai-sampai hingga malam pun Ibu Vita bersama Ibu Candra tetap menemani kami bekerja saat waktu lomba ke tingkat provinsi. Begitu dukungan dan semangat yang mereka berikan kepada kami, apa mungkin itu akan disia-siakan,” ulasnya.
Selain prestasi, apa yang dilakukan Dasawisma Bougenville memberikan banyak manfaat. Antara lain berhasil meningkatkan pendapatan keluarga melalui koperasi dan arisan dari para anggota kelompok, mampu merangkul semua elemen dalam menggiatkan kegiatan kelompok dasawisma serta menciptakan produk unggulan rumah tangga yang berbasis potensi anggota dan inovatif.
Kedepan aa akan menjadikan Kelompok Dasawisma Bougenvile menjadi salah satu ikon objek wisata di Sariak.
“Saat ini tengah kita garap bersama-sama, semua belum selesai ini baru langkah awal menjadikan Sariak sebagai wisata kebun dasawisma yang banyak dikunjungi,” pungkasnya. (Finand)