Tahun Ini, 227 Hektare Sawah Petani di Agam Terserang Hama Wereng

  • Bagikan

Lubuk Basung, AMC – Serangan hama wereng salah satu kendala bagi petani dalam meningkatkan hasil produksi padi, bahkan bisa menyebabkan gagal panen jika telat ditangani.

Bahkan, di Kabupaten Agam sendiri seluas 227 hektar sawah masyarakat terdampak serangan hama wereng ini, yang tercatat sejak Januari-Juni 2021.

“Berdasarkan laporan petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), jumlah itu tersebar dibeberapa kecamatan di Agam,” ujar Kepala Dinas Pertanian Agam, Arief Restu, Senin (16/8).

Ia merinci, serangan hama wereng ini terjadi di Kecamatan Tanjung Mutiara seluas 27 hektar, Ampek Nagari 50 hektar dan terluas di Kecamatan Lubuk Basung 150 hektar.

“Meski belum sampai ke taraf puso atau gagal panen, namun berdampak pada penurunan produksi padi kita di Kabupaten Agam,” sebutnya.

Mengantisipasi hal ini, Dinas Pertanian Agam bekerjasama dengan Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Barat, untuk melakukan Gerakan Pengendalian (Gerdal) di beberapa lahan sawah milik Kelompok Tani Sawah Laweh Nagari Lubuk Basung, dan Kelompok Tani Sri Antokan Nagari Garagahan, Kecamatan Lubuk Basung, Jumat, (13/8) kemaren.

“Luas serangan hama wereng didua kelompok itu mencapai 2,25 ha, dengan luas areal terancam dan kemungkinan terserang seluas 26 hektar,” jelas Arief Restu.

Arief menjelaskan, pengedalian OPT melalui Gerdal memang tidak bisa total, sehingga perlu dilakukan secara rutin dan berkelanjutan. Kemudian diimbangi dengan pengedalian dan pencegahan secara alami, dengan menanam tanaman refugia disekitar areal persawahan sebagai rumah musuh alami hama wereng.

Di samping itu, untuk memutus mata rantai penyebaran hama wereng, selain terus melakukan penyuluhan tentang pemahaman bahaya serangan hama, ia juga mengimbau petani untuk mengganti varietas tanaman padi dengan bibit unggul yang tahan dari serangan hama tersebut.

“Mengganti varietas yang tahan serangan hama wereng cara paling tepat untuk dilakukan, agar tidak kembali diserang OPT. Jika tidak, maka setiap tahun padi petani akan terus terancam serangan hama wereng,” terangnya.

Arief mengaku telah menyampaikan ke seluruh jajaran petugas agar lebih intensif melakukan kegiatan pengamatan, waspada dan gerak cepat melakukan tindakan pengendalian OPT sesegera mungkin.

“Upaya itu dilakukan agar kejadian serangan OPT seperti wereng coklat ini, tidak meluas dan mengganggu produksi padi kita,” ulasnya. (t_m)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *