Minat Kaligrafer Milenial Agam di Tengah Derasnya Laju Teknologi

  • Bagikan

Lubuk Basung, AMC – Derasnya laju teknologi tak lantas menggerus minat generasi muda di Kabupaten Agam terhadap seni kaligrafi. Bahkan, sejumlah milenial memupuk asa untuk bisa menjadi kaligrafer handal.

Jamal Rasyid (17) misalnya. Remaja asal Lubuk Basung ini mengatakan dirinya sudah menyukai seni khat sejak masih di bangku sekolah dasar.

“Waktu kecil saya sering baca-baca buku milik kakak. Kakak di pesantren, jadi ada buku tentang kaligrafi, pertama melihat saya langsung suka,” ujarnya saat dijumpai AMC, Jumat (7/8).

Dikatakan, minatnya terhadap seni kaligrafi makin terasah saat berada di bangku Tsanawiyah. Awalnya dia hanya menguasi satu khat kaligrafi.

“Dulu waktu tsanawiyah cuma bisa khat naskhi, atau meniru tulisan di Alquran, tapi sekarang Diwani dan Diwani Jali sudah bisa,” katanya.

Dulunya pun, tukas Jamal, dirinya melukis khat hanya dengan menggunakan spidol. Namun, saat ini dia sudah cukup mahir menggoreskan tinta dengan menggunakan handam.

Soal prestasi, Jamal mengaku baru berkiprah di level mewakili sekolah. Dirinya berharap bisa menjadi kaligrafer yang bisa mewakili daerah hingga ke tingkat nasional.

“Namun untuk sampai ke sana perlu usaha yang lebih keras. Latihan terus, semoga bisa lebih berprestasi lagi,” ujarnya berharap.

Harapan yang sama juga diutarakan, Muhamad Dzaky (15) pelajar asal Bandar Baru. Dirinya belum lama ini mulai melirik seni kaligrafi.

“Baru pas kelas 7 ini mulai suka, awalnya suka menggambar, tapi di sekolah ada ekskul kaligrafi, jadi makin minat ke kaligrafi,” tuturnya.

Dengan menekuni kaligrafi, dirinya berharap bisa menorehkan prestasi.

“Bisa buat bangga orang tua, mewakili Agam di lomba-lomba kaligrafi,” harapnya.

Sementara itu, Pengajar Seni Budaya SMPIT Al Madaniy, Raisa Aulia mengatakan meski di tengah derasnya laju modernisasi, minat generasi muda terhadap seni kaligrafi cukup tinggi.

“Kalau saya melihat, saat ini meski generasi cenderung menyukai hal-hal moderen, seperti game online, tapi masih ada di antara mereka yang meminati kaligrafi,” ungkapnya.

Menurutnya, seni kaligrafi sangat familiar dengan dunia Islam. Dikatakan di sekolahnya cukup banyak siswa yang mengikuti kelas ekstrakurikuler kaligrafi.

Mengingat masih tingginya minat generasi muda terhadap seni kaligrafi, dirinya berharap kuantitas iven-iven atau perlombaan kaligrafi juga harus ditingkatkan.

“Iven-iven atau perlombaan sebenarnya bisa dijadikan sarana untuk menjaring minat dan bakat tersebut, siapa tahu nantinya kaligrafer di Agam bisa menoreh prestasi di tingkat nasional ataupun internasional,” ujarnya berharap. (Depit)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *