AMCNews.co.id — Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sumatera Barat melakukan survey lokasi calon Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) di dua kecamatan Kabupaten Agam, Sabtu (3/7).
Calon KEE tersebut terdiri dua kawasan diantaranya, ekosistem mangrove serta buaya muara di Nagari Tiku V Jorong Kecamatan Tanjung Mutiara dan Habitat populasi tumbuhan bunga Rafflesia di Nagari Paninjauan Kecamatan Tanjung Raya.
Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Agam, Ade Putra mengatakan, tujuan dari survey lapangan tersebut ialah memantau serta mengumpulkan data ekologis. Diantaranya, kondisi lapangan calon lokasi KEE dan kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya (Sosekbud) masyarakat di kawasan setempat.
“Tim yang tergabung untuk melakukan survei berjumlah empat orang dari berbagai spesialisasi keahlian yaitu ekologi, konservasi jenis dan perlindungan hutan,” ujarnya.
Dikatakan, kawasan ekosistem mangrove yang ada di Nagari Tiku V Jorong merupakan ekosistem yang khas dan daerah pencegah abrasi pengaruh air laut. Selain itu juga merupakan habitat dari Buaya Muara (Crocodylus Porosus) dan kucing bakau.
Sedangkan di Nagari Paninjauan, pada tahun 2018 tim BKSDA bersama dengan mahasiswa dari Fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB) menemukan tiga lokasi sebaran populasi bunga langka jenis Rafflesia Arnoldii.
Sebelumnya, BKSDA Agam bersama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Agam telah melakukan pembahasan awal terhadap usulan calon lokasi KEE.
“KEE tersebut nantinya, apabila sudah ditetapkan akan dikelola oleh forum kolaborasi yang melibatkan unsur masyarakat dan instansi terkait,” ulasnya.
Dijelaskan, KEE merupakan ekosistem di luar kawasan suaka alam atau kawasan pelestarian alam mempunyai nilai penting secara ekologis menunjang kelangsungan kehidupan melalui upaya konservasi keanekaragaman hayati untuk kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia yang ditetapkan sebagai kawasan dilindungi. (AMC07)