Ketua TPPS Agam: Penanganan Stunting Butuh Koordinasi dan Sinkronisasi

  • Bagikan

Lubuk Basung, AMC .– Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Agam, Drs H Edi Busti, MSi menegaskan, penurunan angka stunting membutuhkan koordinasi dan komunikasi yang baik antar semua pihak terkait. 

Hal ini disampaikan dalam rapat koordinasi yang gelar untuk mempercepat upaya penurunan stunting di Kabupaten Agam yang digelar di Aula Bappeda, Selasa, (12/11).

Drs. H.Edi Busti, MSi menjelaskan, meskipun berbagai program untuk mengatasi stunting sudah dilaksanakan, tanpa adanya koordinasi dan komunikasi, upaya tersebut akan berjalan tidak maksimal. 

“Oleh karena itu, kami menekankan pentingnya komunikasi yang terjalin dengan baik di semua level, mulai dari pemerintah kabupaten hingga tingkat nagari,” katanya.

Lebih lanjut dijabarkan, stakeholder percepatan penurunan stunting terbagi menjadi dua unsur, yakni stakeholder pengampu dan stakeholder pendukung.

“Komunikasi harus terjalin dari kedua stakeholder ini. Misalnya stakeholder pengampu seperti Dinas Dalduk KB, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Bappeda harus mendistribusikan data terkait penanganan stunting ke stakeholder pendukung, sehingga upaya penurunan stunting bisa lebih terukur,” ujarnya.

Selanjutnya, penanganan stunting di Kabupaten Agam membutuhkan sinkronisasi, dalam hal ini program pemerintah pusat hingga ke tingkat nagari. Menurutnya, saat ini belum terjadi sinkronisasi yang signifikan terkait penaggulangan stunting di daerah itu.

“Sehingga jumlah anak dalam stunting di Agam tingkat penurunannya tidak signifikan, dan jumlah alokasi masih compang -camping. Itu berdasarkan evaluasi TAPD. Perlu disadari penyelenggaraan pemerintahan, baik kabupaten dan nagari merupakan kewenangan residu dari pemerintah pusat,” terangnya. 

Kemudian katanya, diperlukan pemahaman dan penyamaan persepsi bahwa stunting adalah tanggung jawab bersama. Penanganan stunting bukanlah tugas satu pihak saja. 

“Kami mengharapkan agar seluruh pihak dapat bekerja sama dengan lebih efektif, saling berkomunikasi, dan berkoordinasi dalam menjalankan berbagai program intervensi yang telah dirancang. Tanpa koordinasi yang baik, hasil yang diharapkan akan sulit tercapai,” ujar Edi Busti.
Penulis : Depit
Editor : Reska/Harmen

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *