Keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang bagi Aisyah Maharani Putri Dewi untuk terus dapat mengenyam pendidikan dan merawat asa menjadi seorang guru. Meski baru berusia 10 tahun, gadis belia yang menetap di Pulai Tangah, Kecamatan Lubuk Basung ini sudah amat memahami bahwa meraih cita-cita tak perlu harus melulu sempurna, namun bisa dengan berusaha. Bagaimana kisahnya?
Laporan Depitriadi, AMC – Lubuk Basung
Aisyah tinggal berdua dengan sang nenek, Zurhartini (64) di rumah sangat sederhana berukuran 3×6 meter. Di rumah tanpa langit-langit itu, Aisyah dan sang nenek kerap menyulam asa agar nasib keluarga bisa berubah. Alih-alih putus asa, Aisyah justru menggantungkan cita-cita setinggi-tingginya, yakni menjadi seorang guru.
Aisyah merupakan siswi Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Almadaniy Lubuk Basung. Ia duduk di bangku kelas lima. Ditemani nenek tercinta, Aisyah berangkat sekolah sebelum pukul 6 pagi dengan berjalan kaki. Aktivitas ini ia lakukan hampir setiap hari, kendati hujan sekalipun.
“Pergi sekolah sama nenek, pulangnya dijemput nenek. Kalau nenek sakit, Aisyah sekolah sendiri. Kalau hujan Aisyah pakai payung,” ujarnya saat ditemui dikediamannya beberapa waktu lalu.
Aisyah mengaku ada yang ganjil jika dirinya tidak pergi ke sekolah. Sehingga, tak jarang ia berangkat sekolah tanpa membawa uang saku. Maklumlah sang nenek hanya bekerja serabutan. Kepalang mujur, ada teman-temannya yang membelikannya jajanan. Jika tidak, ia harus menahan lapar hingga pulang sekolah.
“Sebelum berangkat, Aisyah sarapan dulu. Nenek masak nasi,” jawabnya singkat.
Ditanya soal semangat belajarnya yang tinggi, Aisyah mengaku itu datang dari kemauannya sendiri. Ia berharap kelak bisa berbakti kepada sang nenek. Bahkan, ia bertekad menguasai kemampuan berbahasa asing.
“Aisyah ingin jadi guru bahasa inggris. Karena senang belajar bahasa inggris. Kalau matematika tidak begitu suka,” akunya polos.
Nila-nilai pelajaran Aisyah di sekolah memang terbilang memuaskan. Tak ada yang tak tuntas olehnya. Selain pengetahuan formal, Aisyah juga tidak meninggalkan pengetahuan keagamaan. Bahkan ia hampir menamatkan hafalan dua juz Alquran.
“Aisyah mengaji biar bisa mendoakan nenek, ayah dan ibu. Biar selalu sehat, biar bisa temani Aisyah terus,” ungkapnya sendu.
Zurhartini bercerita, meski masih sangat belia Aisyah memang menaruh rasa sayang mendalam terhadapnya. Begitupun sebaliknya. Aisyah tak ingin sedetik pun terpisah dari sang nenek, meski banyak tawaran untuk mengadopsi dirinya.
Ia mengungkapkan, Aisyah nyaris tidak pernah merasakan dekapan hangat kedua orang tuanya. Ia sudah ditinggal pergi sang ayah sedari kandungan. Ibunya pun mengadu nasib di rantau orang dan sudah bertahun-tahun tak kunjung pulang.
“Jadi sehari-hari hanya kami berdua. Saya sangat mengasihinya. Kemana pun saya pergi, Aisyah selalu saya bawa,” ujarnya sabak.
Zurhartini mengaku memiliki empat orang anak. Kesemuanya sudah mempunyai jalan hidup bersama keluarga masing-masing nun jauh di sana. Ia pun enggan menyusahkan anak-anaknya, karena taraf ekonomi mereka tak jauh berbeda.
Kendati begitu, makin hari Zurhati makin gamang. Betapa tidak, dengan usianya yang terus bertambah tenaganya pun makin menurun. Ia khawatir kalau-kalau tak mampu lagi memenuhi kebutuhan sekolah sang cucu.
Untuk kebutuhan sehari-hari, Zurhartini bergantung dari mengumpulkan buah kelapa atau pinang yang jatuh. Tak jarang juga ia mengutip sayur pakis di belukar untuk dijualnya ke pasar.
“Kalau untuk pendidikan Aisyah kadang-kadang ada yang membantu, kadang-kadang tidak. Saya cemas kalau sekolahnya tidak sampai, ia anak yang pandai di sekolah, dia juga satu-satunya harapan saya,” ucapnya sembari melihat sendu ke arah sang cucu.
Dengan usianya yang semakin menua, ia berharap akan ada dermawan yang mau memberikan uluran tangan demi kelangsungan pendidikan cucunya. Ia hirau akan nasib cucunya jika sewaktu-waktu ia dipanggil menghadapi Ilahi Rabbi.
“Bagi saya yang terpenting pendidikan cucu saya tetap berlanjut, bahkan sekalipun ada orang yang mau mengangkatnya menjadi anak asuh, saya akan berbesar hati,” pungkasnya. (*)