Geliat Nagari Pasia Laweh Bentengi Masyarakat Dari Ancaman Covid-19

  • Bagikan

Awal Juli 2021, Nagari Pasia Laweh dinobatkan jadi Nagari Tageh Rumah Gadang terbaik se-Sumatera Barat. Nagari yang berada di bagian wilayah Kecamatan Palupuah, Kabupaten Agam ini dinilai berhasil mengendalikan penyebaran wabah Covid-19 lewat sederet inovasi berbasis nagari atau desa adat. Seperti apa terobosannya?

Laporan AMCNews, Depitriadi – Palupuah

Sejak diumumkan kasus pertama pada 2 Maret 2020, pandemi Covid-19 terus menyeruak hingga kini di tanah air.

Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk meredam ancaman wabah ini. Salah satunya lewat program “Nagari Tageh”.

Program ini berawal dari program Kampung Tangguh Nusantara, yang merupakan gerakan Simeru Polda Jawa Timur. Kemudian oleh Polri berkolaborasi dengan Kementerian Dalam Negeri menasiolisasikan program tersebut, dan diperlombakan di seluruh Polda.

Sumatera Barat pun tak ketinggalan ambil panggung. Pemprov dan Polda Sumbar bersama Nagari Development Centre (NDC) Universitas Andalas kemudian turut mengandalkan program ini dan menunjuk sejumlah nagari sebagai pilot projek pengendalian wabah berbasis nagari.

Nagari Pasia Laweh salah satu yang ditunjuk. Kesempatan itu nyatanya tak disia-siakan oleh pemerintah nagari setempat. Segala upaya dan unsur yang ada di nagari lantas diberdayakan dalam usaha pencegahan dan penanganan Covid-19.

Hasilnya pun berbuah manis. Nagari Pasia Laweh didapuk mewakili Sumatera Barat sebagai Nagari Tageh Rumah Gadang terbaik pertama pada 1 Juli 2021 setelah empat bulan lamanya dipantau dan dibina terus menerus oleh jajaran Polda Sumbar.

Nagari yang dinakhodai Zul Arfin, S.Sos, MM Dt. Parpatiah ini dinilai berhasil melindungi masyarakat dari ancaman dan dampak virus yang menganggu semua lini kehidupan itu. Selain catatan minim kasus positif, nagari ini masih berstatus zona hijau di Agam.

“Nagari Pasia Laweh, merupakan satu dari sekian banyak nagari di Kabupaten Agam aktif memerangi Covid-19. Alhamdulillah, dari 30 kasus positif di Palupuah atau 4 ribu lebih di Agam, Pasia Laweh baru menyumbang satu atau dua kasus sejauh ini,” kata Wali Nagari Pasia Laweh, Zul Arfin Dt Parpatiah.

Perang melawan Covid-19 aku Zul Arfin, berawal dari semangat masyarakat setempat yang ingin terbebas dari cengkraman wabah. Rendahnya angka penularan dinagarinya tak terlepas dari kesadaran masyarakat yang taat protokol kesehatan. Tak ayal, 4.263 jiwa di nagari itu masih terlindungi dari gempuran Covid-19 hingga kini.

Tak sekadar itu, lewat sederet inovasi yang dicetus, pihaknya juga mampu menanggulangi persoalan yang berdampak pada sendi-sendi kehidupan. Nagari Tageh katanya, tidak hanya menyoal dampak kesehatan, namun juga membentengi masyarakat dari dampak merosotnya perekonomian, keamanan, dan ketertiban lingkungan di masa pandemi.

“Pandemi yang belum tahu kapan berakhir dikhawatirkan memunculkan masalah baru, seperti pengangguran akibat melemahnya ekonomi, kriminal atau angka kejahatan akan meningkat bahkan menimbulkan kemiskinan. Menanggulangi hal itu, konsep Nagari Tageh ini diimplementasikan,” terang pria yang baru-baru ini juga kembali diamanahi menjabat Ketua Forum Wali Nagari (Forwana) Sumbar itu.

Dalam pengimplementasian konsep Nagari Tageh, tukasnya, sejumlah inovasi dihadirkan yang meliputi 11 sektor krusial, mulai dari sektor kesehatan, ekonomi, pendidikan, kebudayaan, keterbukaan informasi, olahraga, pelayanan, dan sebagainya.

Di sektor kesehatan, Nagari Pasia Laweh melibatkan peran aktif masyarakat setempat melalui 112 ninik mamak 7 suku yang ada di 8 Jorong. Menurutnya, peran ninik mamak dinilai ampuh mengupayakan percepatan penangan Covid-19.

Pemerintah kolaboratif itu berhasil menciptakan inovasi rumah sehat berbasis kaum atau rumah isolasi mandiri. Rumah itu juga sebagai langkah mensiasati terbatasnya fasilitas untuk menampung masyarakat yang terkonfirmasi Covid-19.

Tidak hanya itu, sebanyak 154 ibu menyusui di daerah setempat juga dibantu dalam hal perbaikan ekonomi. Kemudian, Nagari Pasia Laweh juga meluncurkan Ambulance Nagari yang diperuntukan bagi pelayanan masyarakat.

Sejumlah inovasi perbaikan ekonomi masyarakat juga diapungkan, seperti pembentukan kelompok tani milenial yang diperuntukan bagi perantau yang terpaksa pulang kampung akibat hilangnya pencarian di rantau.

Tidak hanya itu, Nagari Pasia Laweh juga menghidupkan kembali kolam-kolam ikan yang terbengkalai. Alhasil setidaknya saat ini terdapat 250 kolam ikan yang produktif menanggulangi persoalan pangan, khususnya ikan.

“Melalui badan usaha milik nagari kita juga menampung produksi pertanian masyarakat dengan harga standar, hal ini dimaksudkan untuk menggeliatkan kembali penghasilan masyarakat di sektor pertanian,” ucapnya.

Di sektor pendidikan, Nagari Pasia Laweh juga membuat inovasi jaringan internet gratis dengan membagikan voucher internet secara gratis. Menurutnya, akses internet merupakan persoalan pelik yang harus dipenuhi selama pandemi Covid-19.

Nagari Pasia Laweh juga berinovasi di sektor keagamaan dan budaya, seperti mencanangkan Ramadhan Award, Gerakan 1000 Sejadah dan Gerakan Ekonomi Subuh (GES).

Belum genap satu tahun dari yang ditargetkan, gerakan berbagi sejadah itu sudah menyasar 800 warga dalam waktu satu bulan.

“Gerakan sejadah ini adalah upaya mendukung program pemerintah yang menganjurkan membawa sejadah masing-masing ketika beribadah di masjid,” tuturnya.

Sementara GES, ulasnya, merupakan gerakan yang menyasar warga kurang mampu yang taat menjalankan agama.

Disebutkan, bagi warga miskin yang ditemukan shalat di masjid saat operasi, akan diberikan kesempatan memilih satu reward, yang terdiri dari voucher 10 ekor ayam, 10 ekor itik, dan bibit kulit manis.

Sektor olahraga pun tidak luput dari perhatian Nagari Pasia Laweh.

Untuk mencegah efek penggunaan ponsel, Nagari Pasia Laweh menggelar sejumlah iven olahraga yang dilangsungkan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Nagari Pasia Laweh sengaja mengucurkan Dana Nagari dan sumber pendapatan sah lainnya dalam upaya menyukseskan inovasi -inovasi tersebut untum penanggulangan persoalan Covid-19.

Selain itu, para perantau juga didorong untuk berkontribusi secara materil. Menurut Zul Arfin, Nagari Tageh merupakan konsep kemanusiaan di masa pandemi Covid-19.

Alhasil, sejak pandemi Covid-19 berlangsung hingga saat ini, Nagari Pasia Laweh berhasil membentengi masyarakat dari paparan virus Corona dan menghidupkan kembali sendi-sendi vital kehidupan masyarakat.

“Alhamdulliah kita secara beruntun zero kasus Covid-19,” sebutnya.

Ditambahkan, tingkat kesadaran masyarakat akan penerapan protokol kesehatan Covid-19 sangat tinggi. Selama operasi yustisi Covid-19 tidak ditemui masyarakatnya yang melanggar protokol kesehatan.

“Boleh dibilang selama operasi yustisi hanya 7 pelanggar yang didapati, itupun masyarakat kabupaten tetangga yang kebetulan melintas saat operasi, warga kita Alhamdulillah taat prokes,” ujarnya. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *