Lomba Puisi #save Maninjau. Hiduplah Kembali Wahai Rinuak

  • Bagikan

AMCnews.co.id — Tingkatkan kepedulian siswa terhadap keselamatan Danau Maninjau, Pemkab. Agam gelar lomba cipta dan baca puisi yang bertemakan Save Maninjau bagi siswa tingkat SMA/MTs se-Kabupaten Agam, di objek wisata Muko-Muko, Kamis (9/8).

Lomba yang diikuti 23 peserta utusan SMP/MTs ini, dibuka Bupati Agam diwakili Asisten III Bidang Administrasi Umum, Dafrines, dihadiri staf ahli bupati, Erniwati, Sekwan Agam, Indra Dt Baradai, Kepala BKPSDM Agam, Fauzir, Kepala Kesbang Pol Agam, Yunilson, Disdikbud diwakili Kabid, Kabag Organisasi, Zufren dan wali nagari.

Dalam sambutannya, Dafrines menyebutkan bahwa lomba cipta dan baca puisi dengan tema Save Maninjau, merupakan himbauan untuk penyelamatan dan pelestarian Danau Maninjau, di mana tema yang diangkat diciptakan langsung oleh peserta.

Menurutnya, puisi ini sebagai upaya untuk menyentuh kepekaan rasa kepedulian masyarakat terkait keselamatan danau khususnya di Maninjau, Agam pada umumnya.

“Mudah-mudahan puisi yang tercipta dari acara ini mampu menggugah perasaan kita agar lebih memperhatikan keselamatan Danau Maninjau yang akan diwariskan untuk anak cucu kita,” ujarnya.

Dengan tema yang diangkat dalam puisi itu, telah memberikan kesempatan dan peluang besar kepada siswa agar lebih mengenal dan mengetahui lebih jauh tentang Save Maninjau.

Dafrines berharap, kegiatan itu digelar setiap tahun dengan pesertanya diperluas hingga tingkat SMA, sehingga Agam mampu melahirkan siswa yang berpotensi dan berkarakter dimasa mendatang.

Kepala Arsip dan Perpustakaan Agam, M. Arsyid menyebutkan, kegiatan ini merupakan agenda tahunan, di mana tahun ini sengaja dilakukan berbeda dari tahun sebelumnya.

“Biasanya kegiatan ini kita gelar di kantor Arpus Agam, namun saat ini kita gelar di objek wisata Muko-Muko agar tema yang diangkat sesuai dengan kawasan tempat pelaksanaan,” ujarnya.

M. Arsyid mengatakan, dengan tema yang diangkat, diharapkan lahir rasa kepedulian siswa terhadap keselamatan danau Maninjau dan dapat menggugah rasa kepekaan masyarakat baik di salingka danau maupun di Kabupaten Agam.

Puisi dibaca peserta dengan mimik yang prihatin terkait kondisi danau, di mana dalam syairnya menyebutkan, bagaimana nasib danau kami, sementara melalui penelitian danau ini akan jadi danau mati kalau tidak cepat ditangani.

“Rinuak tidak dapat lagi kami peroleh, pensi sudah susah didapat, ikan-ikan banyak yang mati,” ujar salah seorang peserta saat membaca puisi.

(AMC05)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *