Data Kampuang Dadok Dijadikan Kampung Tanggap Bencana

  • Bagikan

AMCnews.co.id. Pemerintah Kabupaten Agam, resmikan Jorong Data Kampuang Dadok, Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, sebagai Kampung Tanggap Bencana (KATANA), Minggu (11/11).

KATANA merupakan program Baznas Tanggap Bencana (BTB) Pusat, di mana Data Kampuang Dadok merupakan satu-satunya KATANA di Sumatera Barat.

Peresmian ini ditandai dengan penandatangan prasasti KATANA oleh Bupati Agam, diwakili Asisten I Bidang Hukum Pemerintahan dan Politik Setda Agam, Rahman, Direktur BTB Pusat, Dian Aditia Mandana Putri dan Ketua Baznas Sumbar, Samsul Bahri Khatib.

Pada kesempatan itu, Rahman mengaku bersyukur Tanjung Raya khususnya Jorong Data Kampuang Dadok dijadikan kampung tanggap bencana, di mana wilayah ini merupakan lokasi bekas longsor yang terjadi 2013 lalu.

“Meski dijadikan sebagai kampung tanggap bencana, tapi masyarakatnya juga harus memiliki kemampuan menangani bencana dan mampu berikan pertolongan minimal terhadap diri sendiri,” ujarnya.

Seperti pengalaman lima tahun lalu, Data Kampuang Dadok diterjang longsor dengan menimbulkan puluhan korban jiwa, sehingga melalui KATANA dan pembekalan yang diberikan pada masyarakat dapat menekan korban jiwa apabila terjadi bencana.

Menurutnya, pola dan sistem tanggap bencana seperti ini, secara institusi semuanya harus memenuhi mekanisme, semua elemen secara pemerintahan dan masyarakat dilibatkan, kedepan diperkuat lagi dan perbanyak sosialisasi pada masyarakat.

“Seandainya ada kelompok masyarakat peduli seperti ini, bagaimana mekanismenya dan pengetahuannya, ini yang perlu dikerjasamakan, pemerintah daerah sangat mendukung dan lakukan pembinaan secara teknis oleh OPD terkait,” ujarnya.

BTB Agam, Dodi Mulya Putra mengatakan, pihaknya memilih Data Kampaung Dadok dijadikan kampung tanggap bencana hasil dari koordinasi dengan BPBD Agam, Camat dan Walinagari.

“Tanjung Raya salah satu wilayah rawan bencana, di mana untuk KATANA ini camat dan walinagari memutuskan Data Kampuang Dadok yang cocok untuk program tersebut,” ujarnya.

Menurutnya, lokasi ini pernah terjadi longsor 2013 lalu, dengan menimbulkan puluhan korban jiwa, sehingga sangat perlu dilakukan pelatihan terhadap masyarakat setempat dalam menekan korban jiwa saat terjadi bencana.

“Peserta KATANA sebanyak 28 orang berasal dari masyarakat sekitar, 30 September 2018 sudah dilakukan sosialisasi dan langsung ditunjuk pesertanya,” ujar Dodi. (AMC05)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *