Tilatang Kamang, AMC – Muhammad Hatta atau yang lebih familiar dengan sebutan Bung Hatta memiliki fase kehidupan yang beririsan langsung dengan Kabupaten Agam. Baik pada masa pra kemerdekaan maupun di masa Indonesia merdeka.
Bukan hanya sekadar dilahirkan di Bukittinggi yang notabene pernah menjadi ibukota Kabupaten Agam, akan tetapi Luhak Agam pernah menjadi salah satu bab dalam mozaik perjuangan Bung Hatta.
Jejak perjuangan Bung Hatta di Kabupaten Agam membekas pada beberapa monumen sejarah di daerah itu. Dua diantaranya pesanggarahan di Nagari Batu Palano dan Lapangan Udara di Nagari Gadut tempat pesawat Avron Anson dimonumenkan.
Kedua bangunan bersejarah itu menjadi saksi bisu mulai dari pengasingan diri Bung Hatta sampai kepada misi perjalanan rahasia menuju India untuk menemui Nehru guna meminta bantuan persenjataan atas permintaan presiden.
Wali Nagari Batu Palano Erman Dt. Banso Dirajo dalam pidatonya saat Napak Tilas Bung Hatta, Sabtu (13/8) menyatakan bahwa di Nagari Batu Palano, terdapat sebuah rumah pesanggerahan yang dulunya dibangun oleh Belanda.
“Pada saat Bung Hatta di Bukittinggi, rumah tersebut seringkali dikunjungi sebagai tempat mengasingkan diri untuk menyelesaikan krisis bangsa yang sedang terjadi,” ucapnya.
Nukilan Bung Hatta dalam Mohammad Hatta, Memoir (1982) pun menceritakan betapa ia dan rombongan pernah terbang dari Lapangan Terbang Gadut menuju India. Perjalanan itu merupakan perjalanan rahasia, bahkan Bung Hatta kala itu menyamar menjadi Abdullah.
Perjalanan ke India itu ditempuh dalam beberapa hari dan transit di berbagai negara. Pada saat di Kuala Lumpur, Malaysia, Bung Hatta menginap di sebuah hotel yang dimiliki seorang warga negara Inggris. Ia sempat merasa curiga mengetahui seorang kopilot diinapkan di kamar paling bagus.
“Yang benar-benar menjadi co-pilot adalah Adisutjipto. Sebelum menjadi pilot Pemerintah Republik Indonesia, ia adalah pilot pemerintah Belanda dan dilatih oleh Angkatan Udara Inggris menghadapi Angkatan Udara Nazi-Jerman,” kata Bung Hatta.
Khairul Jasmi dalam buku kumpulan feature-nya mengisahkan betapa Bung Hatta bukan hanya pernah terbang di Lapangan Udara Gadut, bahkan Bung Hatta lah tokoh yang memprakarsai kehadiran Avro Anson pesawat pertama Indonesia yang kemudian mendarat di lapangan udara itu.
Bung Hatta masa itu “meminta” uang pada ibunya dan kaum wanita Minangkabau. Dapat satu kaleng biskuit penuh emas. Emas itu lalu dilebur menjadi 14 Kg. Lalu dibelikan pesawat Avro Anson di Thailand Selatan.
Desember 1949 pesawat itu mendarat di lapangan udara Gadut. Pada 9 Desember tahun tersebut pesawat pertama milik Indonesia itu diterbangkan kembali. Pesawat diterbangkan oleh Iswahyudi dan Halim Perdanakusuma. (Depit)