16 Warga Binaan Lapas Lubuk Basung Terima Sertifikat Dari BLK Agam

  • Bagikan

Lubuk Basung, AMC – Sebanyak 16 Warga Binaan Permasyarakatan (WBP) Lapas Klas IIB Lubuk Basung menerima sertifikat kelulusan pelatihan berbasis kompetensi dari Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Agam, Kamis (10/3).

16 warga binaan itu dinyatakan kompeten pada Pelatihan Berbasis Kompetensi Sub Kejuruan Fillet Welder Pengelasan SMAW Posisi (2F/PB) yang digelar DPMPTSP-Naker Kabupaten Agam.

Sekretaris DPMPTSP-Naker Agam, Mulyadi mengatakan, pihaknya melalui BLK bersama Lapas Klas IIB Lubuk Basung telah menggelar pelatihan berbasis kompetensi bagi warga binaan sejak 20 hari lalu.

Menurutnya, warga binaan harus dicarikan solusi agar tidak mengulangi perbuatan yang sama pasca menjalani masa hukuman. Untuk itu, pihaknya merasa perlu memberi pelatihan keahlian pengelasan bagi warga binaan.

“Keterampilan ini bekal WBP usai menjalani masa hukuman di lapas, karena itu jadikan pelatihan ini sebagai ajang menimba ilmu agar memiliki keahlian,” ujarnya saat menutup program pelatihan tersebut.

Pihaknya menyebut, BLK Agam akan terus berupaya memfasilitasi Lapas Klas IIB Lubuk Basung agar para WBP bisa memperoleh keterampilan yang dapat digunakan saat bebas nanti.

“Kedepan kita terus berkontribusi ke Lapas, tidak semata pelatihan tapi hal lain sehingga WBP bebas nanti tidak menjadi beban bagi masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Kalapas Klas IIB Lubuk Basung, Suroto mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Agam yang turut memberi bekal keterampilan bagi WBP dalam menjalani masa hukuman pidana.

“Kegiatan ini kita harap menambah nilai pengetahuan dan nilai kehidupan bagi mereka setelah kembali ke tengah masyarakat,” ucapnya.

Suroto mengakui, pelatihan yang diberikan merupakan salah satu upaya pihaknya dalam melakukan pembinaan dan pendidikan bagi warga binaan.

Meski berada di balik jeruji sambungnya, bukanlah alasan bagi WBP untuk tidak mencari ilmu, karena pada hakikatnya mereka hanya tersesat dan tidak terlambat untuk kembali.

“Saya minta WBP jangan menjadi manusia yang merugi yang tidak menggunakan waktu dengan baik. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang banyak,” pintanya.

Pihaknya juga berharap para WBP yang telah mengikuti pelatihan itu agar tidak cepat puas dengan keterampilan yang diperoleh.

“Teruslah belajar, mengasah dan mengembangkan keterampilan tersebut agar setelah bebas nanti bisa lebih mandiri dan percaya diri,” ujarnya. (Depit)

  • Bagikan

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *