Laporan Fitra Hinandes, AMCNews-Lubuk Basung
Jadilah generasi inspirator, bukan generasi pengekor apalagi provokator. Selamat Hari Sumpah Pemuda, Jayalah Generasi Muda, Jayalah Indonesia.
Itulah penggalan singkat dari pesan Sekretaris Umum Karang Taruna Kabupaten Agam, Hidayatullah di Hari Pemuda Pancasila yang jatuh pada hari ini 28 Oktober, saat dihubungi AMC
Penggalan singkat itu yang menjadi pembakar semangatnya agar tetap aktif dalam setiap organisasi kepemudaan di Kabupaten Agam.
Hidayatullah, merupakan tokoh pemuda yang ikut andil dalam membangun dan menggerakkan organisasi kepemudaan maupun kemasyarakatan, sosial agama di tingkat nagari, kecamatan, kabupaten, hingga tingkat provinsi.
Pemuda kelahiran 19 Mei 1988 asal Balai Satu Manggopoh Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam itu mulai aktif di organisasi kepemudaan sejak masih duduk di bangku SMP dan aktif penuh pada 2006 diberbagai organisasi sosial, seperti Karang Taruna Desa di Nagari Manggopoh Kecamatan Lubuk Basung, Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Nagari Manggopoh dan beberapa organisasi lainnya.
Sebelum itu, di usia SD juga aktif pada organisasi kepramukaan dan sebagai pengurus OSIS dari tingkat SMP hingga SMA.
Umurnya yang masih amat muda, dan tidak kenal lelah dalam menggerakkan organisasi sehingga juga disebut dengan julukan anak muda inspiratif. Pasalnya, hampir semua organisasi di Nagari Manggopoh ia geluti.
Tidak hanya menggerakkan, bahkan, Ia juga merupakan pendiri Komunitas Pendidikan dan Keagamaan di Nagari Manggopoh, pendiri dan penggerak KAMPUNG (Komunitas Anak Manggopoh Peduli Nagari ) yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan serta penggerak interpreneur generasi muda nagari.
Tidak hanya itu, berhasilnya Nagari Manggopoh sebagai nagari terbaik tingkat Kabupaten Agam dalam mengimplementasikan Gerakan Nagari Madani, tidak lepas dari campur tangan anak muda yang acap disapa Ustadz itu, sehingga Nagari Manggopoh menjadi pilot project di tingkat Kabupaten Agam.
Dengan aktifnya berorganisasi dan sudah memberikan kontribusi lebih terhadap masyarakat, mengantarkan dirinya ke tingkat lebih tinggi lagi. Yaitu, diamanahkan sebagai Dewan Sekretaris Umum Karang Taruna Kabupaten Agam hingga saat ini dan Ketua Bidang Karang Taruna Provinsi Sumbar hingga kini.
Dayat mengatakan, hampir setiap organisasi yang ia ikuti bernuansa keagamaan. Dan ia meyakini, setiap urusan dan final dari kehidupan akan bersandi ke Agama (Islam).
Organisasi yang digeluti cenderung keagamaan bukan tanpa alasan. filosofi hidup “Adat Basandi Sara’, Sara’ Basandi Kitabullah” menjadi rujukan setiap orang minang dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk dirinya.
Hal itu menjadi dasar Hidayat untuk mengkolaborasikan nuansa keislaman dari setiap organisasi baik yang digeluti maupun yang dicetusnya.
Sehingga, dengan nuansa agama tersebut bisa membentengi masyarakat khususnya generasi muda dari hal-hal negatif. Seperti, kenakalan remaja, pergaulan bebas, tawuran, dan perilaku menyimpang lainnya yang semakin hari semakin tergerus keagamaannya karena pengaruh dari salah bergaul.
Oleh karena itu, adanya Komunitas KAMPUNG yang bernuansa agama, mereka (generasi muda) bisa mengeksploitasikan potensi diri untuk dikembangkan.
“Sangat bersyukur, gerakan Nagari Madani yang dibuat pemerintah daerah, akan memberikan nuansa yang berbeda dan lebih sempurna lagi untuk mewujudkan organisasi kepemudaan islami,” ujar Dayat.
Manfaat bagi Masyarakat apa??
Adanya organisasi kepemudaan, sebagai penggerak sosial kemasyarakatan, diharapkan nagari terbantu melalui gagasan kontemporer yang dicetuskan generasi pemuda.
Salah seorang tokoh masyarakat di Nagari Manggopoh, Madriswandi menuturkan, bahwa aktifnya pemuda memberikan gairah dan semangat baru dalam nuansa bermasyarakat. Sehingga apapun persoalan-persoalan yang dihadapi baik sifatnya kemasyarakatan, sosial, ekonomi, budaya, dan agama akan terselesaikan.
Ia bersyukur adanya pemuda seperti Hidayat, memiliki jiwa pantang menyerah dalam berorganisasi dengan mengedepankan kaum muda dibarisan utama dalam menggagas ide-ide baru.
“Karena kita yakin bahwa pemuda adalah benteng nagari,” jelasnya.
Banyak kegiatan yang sudah dibantu oleh anak muda Manggopoh. Seperti, dalam hal kerja bakti sosial, terlibat dalam kepanitiaan masjid serta ikut terlibat dalam setiap iven nagari yang sifatnya membangun kampung.
Khusus di bidang keolahragaan, jelasnya, mereka aktif dan inisiatif menggelar iven pertandingan sepakbola maupun jenis olahraga lainnya. Hal itu, dalam rangka memperkuat silaturahmi antar pemuda.
Ia berharap, di Hari Sumpah Pemuda ini seluruh anak nagari bersatu padu dalam membangun Kabupaten Agam, dengan mengedepankan anak muda sebagai pilar utama dalam membangun peradaban yang lebih hebat dan unggul lagi.
Mengajak Anak Muda Tidak Semudah Membalikkan Telapak Tangan
Merangkul generasi muda, atau mengajak mereka, jelas Hidayat, tidak semudah yang dibayangkan. Perlu pendekatan secara personal, dan juga emosional.
Sering kali dirinya mendapatkan cemoohan. Namun, hal itu dijadikannya motivasi untuk terus membangun nagari.
Pertama kali yang ia lakukan adalah, mengajak dan selalu melibatkan anak muda dalam setiap kegiatan di nagari.
“Dengarkan masukan dan keinginan mereka. Sering menjadi persoalan, kita selalu alpa untuk melibatkan mereka atau menganggap mereka sebelah mata, padahal mereka adalah berlian,” jelas Dayat.
Seiring berjalannya waktu, dengan misi sukses bersama dan maju bersama mereka (anak muda) terinovasi membuat gerakan-gerakan baru dalam mengembangkan organisasi kepemudaan.
Persoalan selama ini, bahwa mereka sebenarnya memiliki bakat yang terpendam namun tidak diberi ruang, sehingga pada akhirnya mereka sendiri yang ingin mengaplikasikannya ke dalam kehidupan bermasyarakat.
Pesan dan Harapan di Hari Sumpah Pemuda
Regenerasi figur pemimpin masa depan, dimulai dari generasi muda yang ingin berperan aktif dalam membangun kampung atau nagari, adalah sebuah modal estapet regenerasi kepemimpinan, memberi ruang gerak lebih kepada generasi muda agar nantinya mampu mengemban perkembangan zaman dan siap menjadi pemimpin masa depan.
Apalagi, menurutnya, perkembangan zaman dan era millenial serta revolusi industri 4.0, mengharuskan pemuda makin dinamis, karena sekarang generasi penerus harus bergerak cepat mengejar waktu ke depan, berpikir lebih rasional dan kritis tanpa mengedepankan ego sektoral.
“Kalau generasi mudanya santai, maka satu kata untuk mereka, “selamat tinggal”. Dahulu pejuang bangsa yang diperankan oleh anak muda harus menumpahkan darah untuk menegakkan kemerdekaan bangsa. Namun, saat ini kita (generasi muda) cukup dengan melakukan hal-hal positif.
Selain itu, di era digitalisasi bukan hanya sekedar mengajak kaum millenial berkontribusi di bidang kepemudaan saja, namun juga membimbing mereka menjadi anak muda intrepreneur atau pengusaha muda.
“Dan ini sudah kita gagas dan sedang berjalan, melalui hobi mereka yang dikembangkan menjadi usaha, bakat atau keahlian mereka kita arahkan dan dampingi mereka,” terangnya lagi.
Ia berharap, di Hari Sumpah Pemuda ini, menjadi ajang refleksi diri menuju generasi muda yang penuh semangat, aktif dan inovatif dalam membangun peradaban bangsa dan negara. (*)