Antisipasi Kekerasan Perempuan dan Anak, Pemkab Agam Gelar Bimtek bagi Kader P2TP2A

  • Bagikan

AMCNews.co.id — Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (DPP KB PP dan PA) Agam menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) asesmen dan konseling bagi kader Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) setiap kecamatan, di aula Kantor Bupati Agam, Selasa (12/11/19).

Sekretaris DPP KB PP dan PA Kabupaten Agam, Hendri Rusdian, disela menghadiri acara tersebut mengatakan, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak menjadi permasalahan nasional dan juga terjadi di Kabupaten Agam. Oleh sebab itu, pelatihan konseling dan pendampingan penanganan kasus kekerasan perempuan dan anak sangat penting untuk menambah wawasan dari lembaga perlindungan anak (P2TP2A) di kecamatan.

“Wawasan dan ilmu pengetahuan dari kader P2TP2A masih minim dalam memberikan sosialisasi dan penyuluhan di lapangan. Sehingga upaya dalam menghadapi korban kekerasan belum maksimal,” kata Hendri Rusdian.

Oleh sebab itu, katanya, melalui bimtek asesmen dan konseling ini kader bisa menyamakan persepsi tentang penanganan permasalahan perlindungan anak dan perempuan di Agam. Salah satu solusi pencegahannya, dengan meningkatkan kesadaran perempuan akan hak dan kewajibannya di dalam hukum melalui penyuluhan.

Bimtek digelar dua angkatan. Angkatan pertama digelar hari ini, dan angkatan ke-dua digelar pada tanggal 19 November di Kecamatan Tilatang Kamang.

“Masing-masing angkatan sebanyak 40 orang,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Agam, Ny. Candra Trinda Farhan, mengapresiasi DPP KB PP dan PA yang sudah memfasilitasi kegiatan tersebut.

“Kita sangat apresiasi kegiatan ini. Tentunya dengan harapan bisa menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak yang sudah menjadi isu nasional,” harap Ny. Candra.

Menyikapi hal itu, Asisten Bidang Hukum, Pemerintahan dan Politik Setda Agam, Rahman mengajak semua elemen masyarakat maupun pemerintahan kabupaten hingga nagari secara berjenjang untuk lebih proaktif dalam menyikapi isu kekerasan anak dan perempuan.

“Ini merupakan tanggung jawab kita bersama. Kenakalan remaja sebagian besar disumbangkan oleh pengaruh lingkungan dan dampak modrenisasi saat ini,” terang Rahman.

Rahman mencontohkan, seperti kasus anak-anak zaman sekarang yang sudah berani melawan kepada guru. Belum lagi pengaruh media sosial yang menyelimuti anak-anak sehari-hari. Tidak sedikit kasus kekerasan perempuan dan pelecehan anak bermula perkenalan dunia maya.

“Oleh sebab itu, saya minta peran orangtua untuk mengawasi dan lakukan pendekatan persuasif kepada anak, agar sang anak bisa lebih dekat dan mau curhat kepada kita tentang masalah pribadinya,” pungkas mantan kepala Kesbangpol itu. (AMC06)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *