AMCnews.co.id — Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Agam, Zufren mengatakan, minimnya minat generasi muda untuk bertani merupakan tantangan terbesar dalam pembangunan pertanian. Dapat dipastikan akan mengganggu kedaulatan dan ketahanan pangan di suatu daerah.
Saat ini generasi muda atau lebih populer disebut generasi milenial, masih melihat sektor pertanian sebagai peluang usaha yang tidak menjanjikan dan jauh dari teknologi modern.
“Bahkan, generasi sekarang lebih menyukai hal-hal yang berhubungan dengan teknologi informasi atau dunia digital,” ujar Zufren, di Lubuk Basung, Sabtu (2/2).
Mengatasi hal itu, Dinas Pertanian Kabupaten Agam punya agenda penting, agar pembangunan pertanian di daerah itu dapat terus berlanjut untuk mencapai pertanian yang tangguh, mandiri dan berkelanjutan.
“Salah satunya dengan melahirkan anak-anak muda yang mau bergerak dan melirik peluang usaha disektor pertanian,” sebutnya.
Hal itu diharapkan, anggota Perhiptani yang notabene adalah penyuluh pertanian dan peternakan, miliki tanggung jawab untuk melahirkan petani muda atau petani milenial.
Selain melahirkan petani milenial, pihaknya juga telah merancang perekrutan Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS), untuk menutupi kekurangan tenaga penyuluh.
Tak kalah penting adalah terus menyuarakan Program “Agam Menyemai” dengan jargon “nan dilaman untuak dimakan, nan diparak bawok ka pakan”, yang merupakan inovasi cerdas Bupati Agam, Dr. Indra Catri Dt Malako Nan Putiah.
Ketua Perhiptani Kabupaten Agam, Sunaryo mengatakan, bahwa Perhiptani siap mendukung dan mensukseskan program tersebut, untuk mengembangkan sistem penyuluhan pertanian yang efektif, efesien, produktif dan menyebarluaskan ilmu teknologi, manajemen serta metoda pertanian.
“Termasuk mengajak generasi milenial untuk berusaha di bidang pertanian, sesuai perkembangan zaman dengan pola pertanian modern,” katanya. (AMC05)