Berpotensi, Koto Tinggi Baso Dilirik Jadi Kawasan Agrowisata

  • Bagikan

AMCnews.co.id — Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, memiliki potensi yang luar biasa, sehingga nagari itu dilirik Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk dijadikan kawasan agrowisata.

Hal ini sudah dibahas Kepala Dinas Pangan Sumbar, Ir. Efendi, MP bersama Bupati Agam, Indra Catri Dt Malako Nan Putiah dan OPD terkait dengan melibatkan instansi vertikal, seperti BPTP Sumbar dan Balitbu Sumbar, di aula kantor nagari Koto Tinggi, Selasa, (14/8).

Rencana kawasan agrowisata mendapat dukungan dari Pemkab Agam dan masyarakat, sehingga dalam rapat langsung dibentuk tim khusus yang diketuai Asisten II Setda Agam, Isman Imran.

Menurut Ir. Efendi, MP, Koto Tinggi miliki potensi yang luar biasa dan sangat bagus dikembangkan jadi agrowisata, semua aspek teknis memenuhi termasuk kecocokan beberapa komoditas tanaman, kesesuaian pembangunan ekonomi serta keinginan masyarakat untuk itu cukup tinggi.

“Kami berharap Pemkab Agam serius menangani hal ini bersama-sama, sehingga ini dapat dilakukan termasuk bangun embung, kawasan tanaman buah, tanaman hias dan perbaiki infrastruktur,” ujarnya.

Agrowisata yang direncanakan tidak hanya tempat wisata, tapi juga mampu tingkatkan ekonomi masyarakat dan diharapkan OPD terkait di Agam ikut berpartisipasi, bahkan pemprov dengan instansi vertikal ikut mendorong kegiatan itu.

Dalam waktu tiga tahun kedepan diharapkan Koto Tinggi berubah jadi satu kawasan agrowisata yang luar biasa, di Sumatera Barat khususnya Kabupaten Agam.

Pemprov Sumbar bersama tim khusus yang sudah dibentuk akan survei investigasi desain, menyusun rencana kemudian desain pengembangan agrowisata.

“Kita berpedoman pada grand desian akhir yang disusun Pemkab Agam, seperti apa yang dibangun tertuang dalam grand desain tersebut, apakah segi ekonomi, sosial, kemasyarakatan, fasilitas, sarana dan prasarana, pasar dan jalan kita perbaiki secara bersama-sama,” ujarnya pula.

Pemprov dan tim langsung survei lokasi pembangunan embung dengan memanfaatkan air terjun Sungai Sariak sesuai usulan wali nagari sebelumnya.

Lokasi itu tidak memungkinkan dibangun embung, karena air yang jatuh terlalu tinggi dan terlalu besar sehingga dapat merusak embung itu sendiri.

Namun, Wilman dari PSDA Sumbar menyebutkan, pihaknya akan coba menelusuri sumber air terjun itu, kalau tidak memungkinkan terpaksa lokasi pembangunan embung dialihkan ke tempat lain.

Tidak hanya itu, rombongan juga mensurvei Bukik Panjang yang jadi salah satu kawasan akan dijadikan agrowisata di Koto Tinggi.

(AMC05)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *