AMCnews.co.id — Bupati Agam, Dr. H. Indra Catri mengatakan, bahwa sudah saatnya Kabupaten Agam jadi Kabupaten Layak Anak (KLA), karena pemenuhan hak anak di daerah itu sudah disiapkan sejak lama.
Persiapan yang dilakukan mulai dari penyediaan sumber gizi, tempat bermain, mendidik, sampai ruangan laktasi di kantor pemerintahan. Tidak sedikit anak sukses dan berprestasi berasal dari Agam atau berdarah Agam.
Hal itu seperti dikatakan Indra Catri, dalam dialog tim verifikasi lapangan Kabupaten Layak Anak (KLA) 2019, bersama tim verifikasi lapangan KLA pusat dari Kementerian PP dan PA, serta gugus tugas KLA Agam, di aula Kantor Bupati Agam, Kamis (23/5).
Menurut bupati, Agam orangnya berkualitas, kalau soal mendidik, membesarkan, menjaga pertumbuhan dan perkembangan anak, sudah dilakukan sejak dulu. Bahkan pendidikan awal diajarkan mengaji, bersilat dan tampil depan umum.
“Untuk pemenuhan hak anak menjadi prioritas dalam visi dan misi Kabupaten Agam. Di samping kebutuhan gizi yang cukup, fasilitas tempat bermain juga disediakan,” katanya.
Dikatakan, mendidik anak dalam masyarakat Minangkabau ada tanggungjawab melindungi dan membesarkan, yang disebut dalam pepatah minang adalah anak dipangku kamanakan dibimbiang.
Bagi Kabupaten Agam, sasaran dari KLA adalah bagaimana semua anak berusia dibawah 18 tahun di daerah itu menjadi anak yang sehat, religius, ramah, cerdas, ceria dan berbudaya.
Disebutkan, menuju KLA diinisiasi sejak 2017 dan telah dilaunching pada 2018 sebagai komitmen Pemkab Agam serius wujudkan KLA. Bahkan ranperda tentang PP dan PA sudah disusun yang saat ini sedang difasilitasi Gubernur Sumatera Barat, serta pembentukan Perbup tentang kebijakan KLA.
“Kita miliki beberapa regulasi pendukung KLA di Agam yang juga mungkin dimiliki oleh daerah lain, tapi ada satu yang diyakini tidak dimiliki yaitu perbup tentang pedoman pelaksanaan gerakan Nagari Madani, yang akan jadi benteng bagi anak dari perbuatan negatif,” sebutnya.
Semoga dengan ini, Kabupaten Agam berhasil wujudkan Kabupaten Layak Anak. Sehingga jadi suatu keberhasilan bagi pemerintah untuk jadikan anak yang berkarakter, cerdas, iman taguah dan berbadan sehat.
Sementara itu, Ketua tim verifikasi lapangan KLA pusat, Rini mengatakan bahwa rasanya di Sumatera Barat sudah tidak ada anak yang terlantar, karena wilayah itu adalah kawasan Minangkabau yang dikenal dengan pepatahnya anak dipangku kamanakan di bimbiang.
“Penghargaan KLA sebetulnya adalah bonus dari apa yang dikerjakan pemerintah daerah selama ini,” ujarnya.
Rini mengapresiasi Pemkab Agam miliki salah satu regulasi pendukung KLA yang bisa jadi tidak dimiliki daerah lain yaitu, Nagari Madani. Ini adalah kearifan lokal yang dikemukakan untuk mendidik anak jadi lebih baik dan terjauh dari perbuatan negatif.
“Kita mengakui, mulai memasuki wilayah Kabupaten Agam, aura KLA nya sudah terasa, iklan untuk pemenuhan hak anak terpajang dengan jelas dan fasilitas tempat bermainnya,” kata Rini. (AMC05)