AMCNews.co.id — Kabupaten Agam menjadi salah satu kawasan pertanian terluas di Sumbar. Namun, hal itu tidak menjamin kemakmuran bagi sebagian para petani di daerah itu.
Hasil pertanian justru dikuasai para tengkulak. Mereka memberikan harga serendah-rendahnya pada petani dengan iming-iming dibayar di muka.
Bupati Agam Indra Catri tak menampik kondisi tersebut. Ia menuturkan, saat ini masalah pertanian yang ada di Kabupaten Agam adalah tengkulak.
Hampir seluruh petani bergantung pada tengkulak.
“Karena tidak ada lagi pilihan. Maka mereka meminjam uangnya dulu kepada tengkulak. Saat panen, baru hasil panen diambil langsung tengkulak,” jelas bupati saat menghadiri acara audiensi terkait rencana pelaksanaan kegiatan Bulan Inklusi Keuangan dan Program Kerja Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Provinsi Sumbar tahun 2018, di aula kantor bupati Agam, Selasa (4/9).
Hadir pada kesempatan itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Provinsi Sumbar, Chandra, Dirut Bank Nagari Sumbar, Dedy Ihsan, Pimpinan BRI Wilayah Padang, Jon Alwadris, utusan dari Bank Mandiri, BNI, Jamkrimdo, Askrindo, Jasindo dan kepala OPD terkait.
Menurut bupati, selama hasil pertanian dikuasai tengkulak, petani akan tetap sulit sejahtera atau meningkat perekonomiannya. Sebab uang yang diterima akan habis untuk urusan rumah tangga dan persiapan penanaman kembali.
Untuk memutus mata rantai tengkulak, bupati mengaku sudah membuat koperasi berbentuk Gapoktan namun masih saja belum teratasi.
Bahkan, pihaknya juga sudah membuka satu bangunan pabrik kelapa sawit dengan harapan bisa mengatasi ketimpangan harga sawit, namun masih saja jauh dari harapan.
“Maka untuk itu, saya berharap pihak bank dan asuransi bisa memberikan solusi yang terbaik dalam menangani persoalan tengkulak agar masyarakat tidak meminjam lagi kepada mereka.
Salah satunya melalui permudahan prosedur peminjaman dan suku bunga yang minim sehingga petani kita tidak lagi berurusan dengan tengkulak. Saya berharap pihak bank ataupun asuransi tidak hanya menjamin gagalnya kredit, tapi juga menjamin margin keuntungan bagi petani,” pinta bupati.
(AMC06)