Pjs Bupati Agam Apresiasi Ketua LKAAM Abadikan Ilmu Dalam Bentuk Buku

  • Bagikan

Palupuah, AMC – Ilmu pengetahuan merupakan warisan yang tidak lekang oleh waktu, sehingga perlu diabadikan dalam bentuk buku agar ilmu pengetahuan itu tidak hilang.

Seperti halnya, Ketua LKAAM Agam, Yul Arnis Dt Maleka Nan Tinggi yang telah menstransfer ilmunya melalui sebuah karya tulisan dalam bentuk buku, sehingga akan menjadi warisan baginya untuk generasi penerus.

Karyanya itu diapresiasi oleh Pejabat sementara (Pjs) Bupati Agam, Benni Warlis, karena ini sebuah warisan sangat bermanfaat yang dikolaborasikan antara adat dengan agama.

“Ini suatu nilai yang berharga, katakanlah 10 atau 50 tahun ke depan badan beliau hancur dikandung tanah, tapi warisan ilmunya masih dapat dimanfaatkan,” ujar Benni Warlis saat bersilaturahmi dengan Y.A Dt Maleka Nan Tinggi, di Pondok ABS-SBK Surau Madani Al-Ikhlas Batang Palupuah, Jum’at (16/10).

Ia sangat mengapresiasi karya Y.A Dt Malako Nan Tinggi, yang juga selaku Ketua Harian LKAAM Provinsi Sumatera Barat itu.

Benni Warlis berharap ini menjadi contoh bagi tokoh lainnya, karena ia prihatin nanti ilmu banyak dibawa mati akibat tidak didokumentasikan.

“Banyak tokoh kita memiliki pemikiran dan ide yang bagus, tapi tidak pernah terdokumentasikan dalam bentuk buku,” sebutnya.

Diakuinya, tidak sampai satu jam bersama Ketua LKAAM Agam, sudah banyak ilmu yang didapatnya, bahkan Y.A Dt Maleka Nan Tinggi memberikan tiga eksemplar buku dengan judul yang berbeda hasil karyanya.

“Semoga beliau diberikan kesehatan dan umur panjang, serta meninggalkan ilmu bermanfaat bagi generasi mendatang,” ujarnya berharap.

Sementara itu, Y.A Dt Maleka Nan Tinggi mengatakan, hingga kini ia telah menulis buku dengan tiga judul yaitu sejarah singkat pendirian surau dan pondok ABS-SBK, ayat-ayat suci Al-Quran dan adab dalam melaksanakan agama.

“Sejarah singkat pendirian surau dan pondok ABS-SBK ini ditulis 2019 dan dua lainnya pada 2020,” ujarnya.

Ia mengatakan, menulis buku ini dilakukannya pada malam hari, karena membutuhkan waktu yang tenang untuk bekerja, bahkan ia hanya menghabiskan waktu selama tiga bulan untuk tiga judul buku tersebut.

“Ke depan buku ini akan kita perbanyak dan dibagikan ke perpustakaan, supaya ilmu pengetahuan yang didokumentasikan dalam bentuk buku itu tersebar ke setiap nagari,” pungkasnya. (t_m)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *