Laporan Ririn Putri Alni, AMCNews – Lubuk Basung
Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat di Kabupaten Agam. Dunia pendidikan menjadi salah aspek yang cukup merasakan dampak tersebut. Pasalnya,a segala aktivitas pendidikan dilakukan dengan cara virtual.
Di suatu sisi, aktivitas virtual sangat bergantung pada jaringan internet. Tak jarang koneksi internet yang tidak memadai menjadi persoalan yang ditemui.
Namun, bagi sejumlah guru di Kabupaten Agam ini, persoalan tersebut tidak menjadi penghambat untuk mengupgrade pengetahuan. Bagaimana cerita mereka?
Jumat (2/9) pagi, sejumlah guru dari berbagai sekolah di Kabupaten Agam satu per satu mulai berdatangan ke Kantor Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTP2) Covid-19 Kabupaten Agam. Di salah satu ruangan, sejumlah guru tampak mempersiapkan peralatan yang dipergunakan untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) calon kepala sekolah secara daring.
Yelni Yulfianti, salah seorang guru dari SDN 10 Sangkir Lubuk Basung, yang mengikuti kegiatan diklat mengatakan aktivitas tersebut sudah berlangsung sejak Senin (29/9) lalu. Dirinya mengaku sengaja menyambagi Kantor GTP2 Covid-19 guna mendapatkan koneksi internet yang stabil.
“Kami mendengar bahwa kantor ini menyediakan wifi gratis untuk menunjang kegiatan belajar daring, makanya kami memutuskan meminta izin dan melakukan pelatihan di kantor ini,” ujarnya kepada AMC.
Bagi Yelni dan beberapa rekan sesama peserta diklat menyebut, sarana wifi yang disediakan sangat membantu kelancaran diklat mereka. Bahkan, katanya pihak GTP2 Covid-19 juga menyediakan ruangan yang memadai.
“Kami bersyukur sekali selain tempatnya nyaman, di sini juga jaringannya juga stabil sehingga mempermudah kami untuk mengakses kegiatan kami,” tuturnya.
Awalnya Yelni sempat ragu untuk bisa mengikuti tahapan diklat dengan baik. Pasalnya, banyak kendala yang dijumpai seperti harus menguasai IT dan juga mencari jaringan internet.
“Namun, tekad untuk meningkatkan kapasitas dan mewujudkan amanah yang dipercayakan negara membuat kami terus berusaha agar bisa mengikuti diklat ini,” imbuh Yelni.
Cerita yang sama juga diutarakan Misna Ilyas guru dari SDN 32 Sungai Jaring. Dikatakan, sebelum pelaksanaan diklat, dirinya bersama tujuh orang rekan juga telah melakukan tahapan diklat secara virtual pada akhir Agustus.
“Pada saat itu, kami menumpang di KUK, namun mengingat tidak mungkin untuk berkumpul-kumpul di saat pandemi, maka untuk tahapan diklat kami harus cari tempat yang aman dari kemungkinan penularan Covid-19,” jelasnya.
Dirinya menyambangi kantor GTP2 Covid-19 Kabupaten setelah dua hari diklat berjalan. Sebelumnya dirinya memanfaatkan kuota internet pribadi untuk mengikuti diklat. Namun, kerapnya jaringan terputus membuatnya harus ke sana ke mari mencari titik internet yang memadai.
“Hari Rabu, salah seorang teman mengatakan di sini ada wifi gratis, maka mencoba minta izin untuk menggunakannya, Alhamdulillah kata Bapak-bapak disitu memang disediakan wifi gratis untuk menunjang pembelajaran, bahkan diberikan fasilitas ruangan lengkap dengan meja dan kursi serta kipas angin,” ujarnya.
Sementara itu, Ranta Dayerni guru dari SDN 18 Balai Satu mengatakan meski di dalam ruangan terdapat tujuh orang peserta, dirinya mengaku tetap menerapkan protokol kesehaan yang ditetapkan pemerintah.
“Selama diklat kami tetap memenuhi standar protokol kesehatan Covid-19, tidak melepas masker, ini juga bentuk antisipasi agar tidak terjadi penyebaran Covid-19,” ucapnya.
Ranta mengapresiasi fasilitas jaringan yang disediakan GTP2 Covid-19 Kabupaten. Dirinya berharap diklat terus berjalan lancar tanpa terkendala dengan jaringan internet.
“Jaringan internet di sini stabil, semoga demikian terus hingga diklat virtual ini selesai,” ujarnya. (*)