Laporan Depitriadi, AMCNews – Lubuk basung
Disaat tidak banyak yang melirik peluang bisnis budi daya losbter air tawar, pemuda asal Siguhung, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Muhammad Defrizal (21) justru kukuh membudidayakan hewan air tersebut. Alhasil, usaha yang digelutinya sejak 5 tahun silam terbukti menghasilkan.
Bahkan, Defrizal begitu ia akrab disapa, berani membuka peluang kemitraan bagi masyarakat yang ingin mengeluti bisnis budidaya lobster air tawar tersebut. Menurutnya, dengan kondisi alam di Lubuk Basung, pembudidayaan lobster air tawar menjadi salah satu bisnis yang sangat menjanjikan.
“Untuk di Lubuk Basung, kemitraan budi daya lobster ini baru pertama kali dilakukan, jika dijalankan dengan serius, bisnis ini cukup menjanjikan,” ujarnya saat dihubungi AMC, Selasa (22/9).
Dijelaskan lebih lanjut, program kemitraan yang dibangun dilakukan dengan mekanisme mentoring. Bagi yang menjalin kemitraan, akan diajarkan cara-cara pembudidayaan, mulai dari pemijahan, pembesaran bibit sampai cara memberi pakan.
“Selain itu, bagi mitra yang belum memiliki pasar, maka produksinya akan kami tampung, dan kami yang memasarkan,” tuturnya.
Untuk menjadi mitra usaha lobster air tawar, katanya, tidak begitu sulit. Selain memiliki kolam pembudidayaan sendiri, syarat menjadi anggota kemitraan adalah dengan membeli tiga set indukan.
Untuk set indukan berukuran lima inchi dipatok harga Rp200 ribu. Dalam satu set terdapat 6 lobster betina dan 4 lobster pejantan.
“Nanti dengan membeli minimal tiga set indukan, otamatis orang tersebut mendapat satu kartu member kemitraan, dan sudah bisa mendapatkan tutorial bagaimana membudidayakan lobster tersebut,” jelas Defrizal.
Menurutnya, membudidayakan lobster air tawar tidaklah begitu sulit asalkan tahu cara yang tepat. Dikatakan, syarat mutlak dalam pembudidayaan adalah air mengalir, jika tidak bisa menggunakan alat bantu berupa pompa oksigen.
“Untuk mendapatkan bibit butuh waktu sekitar dua bulanan, kemudian membesarkannya hingga bisa dijual butuh waktu sekitar enam bulanan,” katanya.
Ditambahkan, di tengah pandemi Covid-19 ini budidaya lobster merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan masyarakat untuk menambah pundi-pundi penghasilan. Selain itu, sembari belajar budidaya masyarakat juga bisa menikmati untung dari usaha yang dilukan.
Bahkan, saat ini Defrizal mematok harga Rp100 ribu per satu kilo lobster air tawar ukuran 12 sentimer. Jumlah dalam satu kilo lobster sekitar 10 ekor.
“Untuk omzet yang diterima lumayan, cukup untuk membudidayakan kembali dan ada lebihnya untuk disimpan,” ungkapnya.
Defrizal memulai usaha budidaya lobster yang digelutinya itu sudah berlangsung sejak tahun 2015 silam. Namun, untuk usaha komersil dirinya mengaku baru melakukan dalam dua tahun terakhir.
Berawal dari keprihatinan melihat masyarakat yang banyak meracuni hewan tersebut, dirinya jadi berpikir untuk menjadikannya peluang bisnis, mengingat hewan air tawar tersebut mudah ditemukan di Lubuk Basung.
Saat ini setidaknya Defrizal memiliki empat unit kolam pembudidayaan yang berdiri di atas lahan 700 meter per segi.
Dikatakan, budidaya lobster air tawar yang dilakukannya itu terbilang sukses. Dalam pengembangan bisnis dirinya bergabung dengan grup usaha lobster air tawar.
“Saat ini permintaan banyak dari Sumatera Utara sampai Lampung. Karena di daerah tersebut tren kuliner seafood-nya terbilang maju,” katanya (*)