Tilatang Kamang, AMC – Program Minapadi yang diusung Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan (DPKP) diyakini mampu menunjang ketahanan pangan dan geliat kepariwisataan di Kabupaten Agam.
Hal itu diketahui saat Pelatihan Pengelolaan Perikanan se-Nagari Koto Tangah, Kecamatan Tilatang Kamang, bertajuk Minapadi Terpadu Berbasis Wisata, Rabu (7/9) kemarin.
Kepala DPKP Agam melalui Sekretaris Dinas, Azwir mengungkapkan pelatihan itu bertujuan mengembalikan marwah Tilatang Kamang sebagai produsen ikan, terutama ikan ganangan (minapadi) di wilayah Agam bagian timur, Bukittinggi dan sekitarnya.
“Pelatihan ini diselenggarakan oleh Pemerintah Nagari Koto Tangah selama dua hari bertempat di Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan Sangkuriang Jaya Agam dengan tema Koto Tangah Menuju Swasembada Pangan Melalui Program Minapadi,” ujarnya, Kamis (8/9).
Lebih lanjut disebutkan, program minapadi yang diusung dinasnya menjadi salah satu materi pada pelatihan itu. Dikatakan, minapadi terpadu berbasis wisata mampu menjadi daya tarik sektor kepariwisataan.
Materi Minapadi Terpadu Berbasis Wisata sebutnya, merupakan penjabaran konsep dari salah satu program unggulan yang sedang digagas Kepala DPKP Agam, Rosva Deswira, S.Pi, M.Si, yaitu Pengembangan Perikanan Berbasis Wisata.
“Kedepannya, program ini akan menjadi salah satu prioritas DPKP Agam untuk menopang ketahanan pangan daerah dan mendukung pariwisata sesuai prioritas pembangunan daerah kabupaten agam dalam RPJMD 2021-2026,” ungkapnya.
Menurutnya, program minapadi pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan sawah yang tadinya hanya menghasilkan satu jenis produk yaitu padi.
Melalui minapadi, sawah akan memiliki hasil tambahan lain yang lebih besar antara lain ikan, sayur-sayuran, tanaman bumbu dapur dan semacamnya.
Program ini juga diyakini mampu mendatangkan income masyarakat di sektor kepariwisatan karena minapadi akan menjadikan areal persawahan lebih indah dan bernilai jual.
“Bahkan jika diperlukan, disediakan homestay atau dangau serta sarana prasarana penunjang lainya nya di tengah sawah untuk peristirahatan wisatawan. Hal ini sesuai dengan tren kunjungan wisata yang akhir-akhir ini cenderung kembali ke alam,” terangnya. (Depit)