Bupati Agam Hadiri Peringatan Maulid Nabi di Sitalang

  • Bagikan

Ampek Nagari, AMC – Bupati Agam diwakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), Isra, hadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, di Masjid Taqwa Sitalang, Kecamatan Ampek Nagari, Jum’at (22/10).

Kegiatan ini juga dihadiri Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah sekaligus menyampaikan tausiyah, anggota DPRD Agam, Rizki Afdillah Fadhal, Camat Ampek Nagari, Roza Syafdefianti dan lainnya.

“Melalui kegiatan ini mari kita tingkatkan ketaqwaan dan keimanan kepada Allah SWT, serta meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW ” ajak bupati.

Dengan begitu, ia berharap masyarakat mendidik anak kemenakan dengan membaca Al-Qur’an sebagai salah satu peninggalan rasulullah, agar dapat mewujudkan generasi yang Qur’ani dan jadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

Dikesempatan itu, pimpinan cabang Muhammadiyah Sitalang, Yose Rizal sampaikan harapan pada Pemprov Sumbar dan Pemkab Agam, terkait kelanjutan pendidikan bagi generasi di nagari itu.

“Kita tidak ingin di tengah semangat anak untuk sekolah, tapi semangatnya putus akibat permasalahan biaya yang dialami orang tua murid,” sebutnya.

Maka, ia berharap ada dukungan dari pemerintah baik provinsi maupun kabupaten, bagaimana generasi di nagari itu dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Menanggapi hal itu, Kadisdikbud Agam, Isra menyampaikan, pendidikan yang disampaikan pimpinan cabang Muhammadiyah Sitalang itu merupakan program prioritas Bupati Agam.

Ada tiga sektor pendidikan yang jadi fokus pengembangan, pertama adat istiadat, agama dan bahasa Inggris.

“Bahkan Pemkab Agam juga mendorong bagaimana anak yang berasal dari keluarga kurang mampu dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi,” tukasnya.

Bahkan, katanya, tahun ini Pemkab Agam telah memberikan bantuan untuk 98 anak yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, tambah 35 orang ke Timur Tengah.

Namun, anak yang mendapatkan bantuan ini dengan syarat memiliki kecerdasan, berasal dari keluarga kurang mampu dan anak yatim atau piatu.

“Jika ada anak belum mendapatkan walau berasal dari keluarga kurang mampu, mungkin saja mereka terkendala dengan prestasi yang jadi salah satu syarat penerima bantuan ini,” terang Isra. (t_m)

  • Bagikan

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *