AMCnews.co.id — Kabupaten Agam salah satu daerah di Sumatera Barat, yang miliki potensi bencana cukup kompleks. Pada tahun 2018 terjadi 181 kali bencana yang menyebabkan jatuhnya tiga orang korban jiwa.
Seiring terjadi bencana menyebabkan sebagian akademisi jadikan Agam sebagai laboratorium bencana. Tempat mempelajari, mengkaji dan meneliti kejadian bencana serta usaha yang dilakukan untuk mengatasinya.
Hal itu dikatakan Bupati Agam, Dr. H. Indra Catri saat jadi pembina apel siaga penanggulangan bencana dalam rangka peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2019 tingkat Agam, di lapangan SMKN 1 Tanjung Mutiara, Jum’at (26/4).
Bupati mengatakan, RPJMD Kabupaten Agam tahun 2016-2021 menyatakan urusan penanganan kebencanaan termasuk misi keenam prioritas pertama yaitu, pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan, tata ruang, mitigasi bencana dan menjadikan Agam sebagai destinasi pariwisata unggulan.
“Kebencanaan juga merupakan urusan wajib yang harus dijalankan pemerintah daerah melalui penetapan standar pelayanan kebencanaan pada masyarakat,” ujarnya.
Masih segar dalam pikiran bagaimana dahsyatnya kejadian gempa dan tsunami Aceh tahun 2004, gempa Sumatera Barat tahun 2009, gempa Lombok, Palu serta tsunami Lampung yang menimbulkan korban jiwa, kerugian dan sebagainya.
Dengan demikian, pada Hari Kesiapsiagaan Bencana tahun 2019, tema yang diangkat yaitu “perempuan menjadi guru siaga bencana, rumah menjadi sekolah”. Tema itu diangkat karena perempuan dan anak miliki resiko meninggal 14 kali lipat lebih besar dari pria dewasa.
“Apabila perempuan miliki pengetahuan di bidang bencana, maka literasi kebencanaan semakin baik dan bisa menekan jumlah korban jika terjadi fenomena alam,” katanya.
Bupati berharap semua pihak ikut bertanggungjawab dalam penanggulangan bencana dengan meningkatkan sikap responsif dan cepat tanggap, menumbuhkembangkan kepedulian dan ketangguhan dari masyarakat.
“Meningkatkan kapasitas kelembagaan maupun pribadi serta tingkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana,” kata bupati
Menurut bupati, berdasarkan penelitian para ahli kebencanaan, terbukti bahwa dari 95 persen korban dapat selamat, karena mampu menyelamatkan diri sebanyak 34,9 persen, diselamatkan keluarga 31,9 persen, diselamatkan tetangga 28 persen.
“Untuk itu mari kita tingkatkan kepedulian terhadap kelestarian alam sekitar dan lingkungan, “kita jaga alam, alam akan jaga kita,” pungkasnya. (AMC05)