Tumpang Sari Atasi Persaingan Penggunaan Lahan Secara Monokultur

  • Bagikan

AMCnews.co.id — Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Sumatera Barat, Chandra menyebutkan, tumpang sari jagung kedele dilakukan agar dapat mengatasi persaingan penggunaan lahan secara monokultur.

Mengingat harga jagung relatif tinggi dibanding kedele, maka dalam sistem tumpang sari jagung kedele itu, produktifitas tanaman jagung minimal sama dengan tanmpa tumpang sari.

“Mulai 2018, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian telah menerapkan inovasi tumpang sari untuk program pajale, bisa berupa jagung dengan padi, jagung dengan kedele dan lainnya,” ujar Chandra saat canangkan gerakan tanam perdana tumpang sari jagung kedele, di Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Rabu (21/11).

Disebutkan, untuk Sumatera Barat akhir 2018, tumpang sari jagung kedele dialokasikan di Kabupaten Agam dengan luas lahan 250 hektar.

Sedangkan 2019, Sumatera Barat dialokasikan pertanaman tumpang sari seluas 7 ribu hektar untuk padi dengan kedelai, bagi kaupaten dan kota yang mendapatkan alokasi program ini agar dapat melaksanakannya sebaik mungkin.

“Dengan demikian, kami berharap semua instansi dan stakeholder terkait kegiatan Upaya Khusus (UPSUS) Swasembada pangan dapat berperan aktif sesuai tupoksi masing-masing sebgai team work yang solid,” ujarnya.

Tidak hanya itu, bekerjasama dengan TNI AD juga sangat mendukung dalam pencapaian target yang sudah ditetapkan.

Gerakan tanam perdana tumpang sari jagung kedele ini, agar dapat memotivasi kelompok tani dalam mengoptimalkan penggunaan lahan, dengan tetap menjaga kualitas produk dan meningkatkan produksi dalam upaya mendukung swasembada pangan nasional. (AMC05)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *