AMCnews.co.id . Terbatasnya tenaga sumber daya manusia (SDM) Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menjadi salah satu tantangan pelaksanaan Pemilu 2019 yang akan digelar secara April mendatang.
Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat dalam proses pengawasan pesta demokrasi tersebut.
Hal itu seperti dikatakan anggota Bawaslu pusat, Rahmat Bagja saat jadi pemateri sosialisasi pengawasan partisipatif yang digelar Bawaslu Agam, di Hotel Grand Malindo Bukittinggi, Senin, (12/11).
Disebutkan,Bawaslu memiliki sumber daya terbatas untuk melakukan pengawasan, hanya lima komisioner di tingkat provinsi, tiga di kabupaten dan kecamatan serta satu orang di tiap kelurahan dan desan.
“Untuk mengatasi hal itu, diharapkan kelompok masyarakat dapat berpartisipasi aktif,” ujarnya.
Menurutnya, dengan digelar serentaknya pemilihan legislatif dan pemilihan presiden, akan semakin menyedot perhatian massa.
“Kampanye berbentuk rapat umum terbuka akan melibatkan banyak manusia dan akan diatur oleh aparat kepolisian, sehingga akan sangat sulit diawasi oleh Bawaslu dengan SDM yang terbatas, di sini lah dibutuhkan peran masyarakat untuk mengawasinya,” sebut Rahmat.
Rahmat Bagja juga menyoroti pelaksanaan kampanye yang hampir berjalan dua bulan, sedangkan alat peraga kampanye (APK) yang sah secara resmi belum juga terpasang.
Ketua Bawaslu Agam, Elvys menyebutkan, bahwa pihaknya telah menempuh beragam kegiatan diantaranya, melalui forum warga, gerakan masyarakat partisipatif, pengabdian masyarakat di kampus dan membentuk gerakan saka pramuka.
“Melalui masyarakat dari berbagai unsur inilah diharapkan seluruh tahapan pemilu bisa terawasi,” katanya.
Elvys juga menekankan, pihaknya tengah menjajaki kerjasama dengan IAIN Bukittinggi, agar dalam setiap pengabdian masyarakat yang digelar pihak kampus dapat diselipkan pemberian materi seputar kepengawasan pemilu. (AMC05)