AMCNews.co.id — Kasi Bina BUMD, Investasi dan Perencanaan Daerah, Bagian Perekonomian dan SDA, Sekretariat Daerah Kabupaten Agam, Hendra Bustia, menjelaskan jenis kelompok bahan makanan menyumbangkan deflasi sebesar 1,24 persen pada September 2018 atau naik dari Agustus sebesar 1,21 persen.
“Meskipun secara umum kita mengalami inflasi sebesar 0,10 persen, tapi tidak begitu berpengaruh terhadap kalkulasi harga pokok,” ujarnya saat dimintai keterangan, Senin (22/10) diruang kerjanya di Lubuk Basung.
Ia menjelaskan, hal itu karena ada delapan jenis bahan pokok di pasar tradisional yang mengalami harga stabil dari bulan Agustus ke September, yaitu beras, gula pasir, minyak goreng, daging sapi, jagung, gas elpiji, jengkol dan petei, dan satu jenis barang mengalami penurunan harga yaitu, bawang merah dari harga Rp.20.000/kilogram turun menjadi Rp.15.000/kilogram.
Sementara itu, harga cabe merah biasa mengalami kenaikan harga, sebesar Rp.45.000/kilogram dari semula Rp.23.000/kilogram. Tren yang sama juga diikuti oleh harga minyak tanah dari Rp.9.000/liter menjadi Rp.13.000/liter.
“Harga kedua jenis sembako ini memang selalu tidak stabil, karena bulan Agustus juga sempat turun, dan bulan September ini kembali naik,” jelasnya.
Secara totalitas, Ia menyebutkan, terjadinya inflasi sebesar 0,10 persen tersebut dipicu oleh enam kelompok penyumbang, yaitu kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 2.47 persen, kelompok perumahan, air dan listrik sebesar 1.05 persen, kelompok kesehatan 0,12 persen, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,05 persen, kelompok sandang 0,03 persen dan kelompok makanan jadi seperti minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,01 persen.
“Dari jumlah inflasi itu, kita masih dibawah kategori rendah dibanding Provinsi Sumbar sebesar 0,35 persen,” jelasnya. (AMC06)