Limbek Salai, Potensi Andalan Warga Silareh Aia Kembali Bangkit

  • Bagikan

AMC.news.co.id Kabupaten Agam dikenal banyak memiliki potensi yang menjadi andalan ekonomi masyarakat. Salah satunya potensi ikan lele (limbek)di nagari Silareh Aia, kecamatan Palembayan yang dulu diandalkan sebagai potensi usaha dan ekonomi warga.

Potensi alam dengan hamparan sungai dan rawa-rawa di kecamatan Palembayan, sangat cocok untuk pengembangan dan budidaya ikan lele, sehingga menjadikan Nagari Silareh Aia, sebagai nagari penghasil lele terkemuka di Sumatera Barat.

Potensi luar biasa itu dicoba dihidupkan kembali oleh pemerintah nagari Silareh Aia, kecamatan Palembayan setelah cukup lama terabaikan, padahal potensi lele di wilayah itu, dulu sangat terkenal. Bahkan, kecamatan Palembayan dulu, merupakan daerah penghasil Ikan Lele terbesar di Sumatera Barat, dan limbek salai ( lele asap) menjadi ciri khas daerah tersebut.

Walinagari Salareh Aia, Iron Maria Edi, kepada amc.news.co.id, menyebutkan, dalam upaya menghidupkan kembali potensi perikanan itu, untuk tahap awal pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan, (DPKP) Agam untuk budidaya lele di Nagari Salareh Aia.

“Budidaya lele saat ini sudah dikembangkan masyarakat, dengan manfaatkan kolam dan sistim budidaya khusus, ” jelasnya.

Ditambahkan, masyarakat sudah bisa memproduksi lele dengan harga jual lele hidup Rp.22.000- Rp.25.000 per kg. Menurutnya program budidaya lele dan tingginya produksi lele masyarakat , membuat pihak nagari berencana kembali menghidupkan potensi limbek salai atau lele asap yang menjadi ciri khas Silareh Aia.

“ Untuk lele asap sudah kembali diproduksi masyarakat, namun masih terkendala pemasaran, para pedagang baru memasarkan di pasar tradisional lokal, sehingga belum bisa di produksi dalam jumlah besar, “ jelasnya.

Dijelaskan Wali nagari Silareh Aia itu, banyak keuntungan pengembangan usaha lele asap tersebut , bagi petani lele yang sudah diolah, bisa tahan lama dan jika dijual harganya pun bisa melambung, sampai kisaran Rp. 75.000 per kg, sementara untuk pengolahan tidak membutuhkan modal besar.

“ Saat ini kita sedang upayakan pemasaran, agar bisa dipasarkan keluar daerah, “ harapnya.

Potensi limbek salai yang terkenal di Silareh Aia yang terkenal sejak dulu kini kembali mencoba bangkit sebagai potensi andalan bagi masyarakat setempat. (AMC07)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *