Strategi Owner Puncak Lawang Meningkatkan Kunjungan Wisatawan di Tengah Pandemi

  • Bagikan

Matur, AMC – Pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap sektor pariwisata di Kabupaten Agam.

Hal ini dirasakan Zola Pandu, selaku Owner Objek Wisata Puncak Lawang di Nagari Lawang, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam.

“Sejak pandemi Covid-19, jumlah kunjungan wisatawan menurun hingga 60 persen,” ujar Zola Pandu, kepada AMC Rabu (6/10).

Zola Pandu menjelaskan, sebelum pandemi, pengunjung yang setiap harinya sebanyak 300-400 orang. Bahkan saat akhir pekan mencapai 1.000 orang lebih. Tapi sejak pandemi, jumlah kunjungan hanya sebanyak 60 orang dan di akhir pekan hanya 400-an orang saja.

Meskipun demikian, pihaknya tetap berusaha dan berupaya agar dapat menarik para wisatawan untuk berkunjung.

Saat ini, pihaknya tengah melakukan pengembangan, dan berencana akan menjadikan Puncak Lawang ini menjadi destinasi wisata utama dan kawasan hotel resort terbesar dan terlengkap di Sumatera Barat.

“Tidak dipungkiri, saat ini nilai jual yang terbesar di Puncak Lawang adalah topografinya yaitu keindahan alam. Oleh sebab itu, kami berupaya untuk mengangkat dan menjual aspek lainnya, dengan memaksimalkan potensi yang ada,” jelasnya.

Dari pandangannya, Kabupaten Agam memiliki potensi wisata terlengkap, mulai dari laut, sungai, danau, ngarai, dan pegunungan. Di dunia, jarang sekali dijumpai daerah yang memiliki kekayaan alam seperti ini. Namun di Agam semua kekayaan alam itu bisa dilihat dari satu titik, yaitu di Puncak Lawang.

“Dari Puncak Lawang ini, kita bisa melihat laut, jajaran Bukit Barisan, kawasan perkotaan dan pedesaan, dan melihat 5 gunung yaitu, Gunung Talamau, Sago, Merapi, Singgalang, dan Tandikek, serta melihat secara keseluruhan Danau Maninjau yang merupakan salah satu danau terindah di Indonesia,” jelasnya.

Di Kabupaten Agam, selain topografi, juga memiliki aspek pendukung pariwisata lainnya, seperti iklim, kuliner, kultur dan budaya masyarakat serta lainnya. Kedepannya, pihaknya akan lebih mengembangkan semua aspek pendukung pariwisata lainnya itu, sehingga wisatawan mendapatkan paket wisata yang lengkap.

Hanya saja tinggal bagaimana pengelolaannya. Baik dari pemerintah, masyarakat, maupun pihak terkait, harus bekerja sama untuk mewujudkan suatu wilayah tersebut menjadi kawasan wisata.

Selain itu, untuk menambah daya tarik wisatawan, pihaknya juga akan menambahkan sentuhan seni tradisional, dengan menampilkan beberapa atraksi, seperti silek, randai, saluang, dan atraksi lainnya. Serta menyediakan beragam wahana permainan, yang bisa dinikmati oleh segala usia.

“Hal ini akan menjadi nilai tambah, sehingga wisatawan bisa menikmati alam sambil menyaksikan beberapa atraksi dan bermain di wahana yang disediakan,” tambahnya.

Agar nantinya para wisatawan bukan hanya sekedar menikmati objek wisata tersebut, Zola Pandu berencana akan menyediakan sebuah lokasi, sebagai tempat pusat oleh-oleh atau suvenir, yang bisa dibawa pulang wisatawan sebagai cenderamata.

Suvenir yang cocok untuk dibawa pulang oleh wisatawan, selain kerajinan tangan dari masyarakat, akan lebih menarik jika suvenirnya adalah tanaman hias.

Karena menurutnya, lingkungan dan iklim di wilayah ini cocok dengan habitat tanaman hias. Ia berharap agar pemerintah menjadikan Kecamatan Matur ini menjadi kawasan tanaman hias, sehingga seluruh masyarakat membudidayakan berbagai tanaman hias agar menarik wisatawan untuk membelinya sebagai cenderamata.

“Jika semua ini berjalan dengan baik, maka bukan hanya dapat meningkatkan jumlah wisatawan, tapi juga dapat membuka lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian bagi masyarakat di wilayah pariwisata ini.” harapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Agam, Syatria mengatakan, ide dari pengelola Puncak Lawang untuk menambah daya tarik pengunjung sangat menarik. Menurutnya ini akan menjadi sebuah PR dan target besar bagi semua pihak.

“Karena pengembangan pariwisata itu bukan dari satu aspek saja, melainkan semua aspek akan ikut terlibat di dalam itu, baik pemerintah daerah, pengusaha, kalangan perguruan tinggi, dan masyarakat dengan komunitasnya, serta media,” jelasnya.

Lebih lanjut Syatria mengatakan, ini akan menjadi harapan terbesar bersama untuk mewujudkannya. Beberapa tahapan telah dilakukan untuk pemperkuat SDM yang ada.

Dalam membenahi sektor pariwisata, Pemkab Agam telah melakukan langkah kongkrit. Seperti dengan melaksanakan pelatihan pemandu wisata, pelatihan pengelolaan destinasi wisata, pelatihan pengelolaan homestay atau penginapan bagi wisatawan, serta pelatihan penggiat wisata kuliner.

“Yang jelas kita jangan sampai kalah dengan situasi yang terjadi saat sekarang ini, dan menjadikan protokol kesehatan menjadi hal yang utama dalam pengembangan destinasi wisata,” tambahnya.

Poin penting lainnya adalah dengan terus meningkatkan SDM, melakukan promosi secara berkelanjutan di media sosial sehingga menciptakan kepercayaan para wisatawan untuk datang berkunjung.

Para penggiat wisata harus bisa mencermati segmen pariwisata yang sekarang diminati masyarakat, sehingga pengunjung merasa dimanjakan, betah serta nyaman menghabiskan waktu berlama-lama di tempat tersebut dan tanpa disadari akan meningkatkan income objek wisata itu. (HR)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *