Kabupaten Agam dan Tanah Datar Jadi Lokus Penerapan International Muslim Friendly Tourism di Sumatera Barat

  • Bagikan

Oleh: Syatria, S.Sos, M.Si

Seiring dengan upaya pemerintah untuk mendorong pemulihan ekonomi yang salah satunya melalui sektor Pariwisata dalam negeri, Bank Indonesia bekerjasama dengan sejumlah stakeholder terkait turut berupaya mengembangkan dan mengoptimalkan potensi ekonomi di sektor pariwisata khususnya pariwisata ramah muslim, salah satunya adalah pengembangan ekosistem rantai nilai halal sector pariwisata ramah muslim yang terletak di Provinsi Sumatera Barat.

Ita Rulina Direktur DEKS BI, menegaskan bahwa BI memiliki komitmen yang sangat tinggi untuk terus mendukung terjadinya akselerasi pemulihan pariwisata nasional melalui pengembangan pariwisata ramah muslim.

Sejalan dengan itu, Provinsi Sumatera Barat turut didorong oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjadi lokasi pilot project pengembangan rantai nilai halal sektor pariwisata ramah muslim di Indonesia, karena merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi sangat besar dan komitmen sangat tinggi dalam mengembangkan pariwisata ramah muslim. Terlebih Sumatera Barat telah mencanangkan Visit Beautiful West Sumatra 2023. Ini tentunya akan menjadikan Sumatera Barat lebih mantap dalam menyambut tahun kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara muslim tersebut.

Pada berbagai kesempatan, Menparekraf Sandiaga Uno sangat mengapresiasi aksi nyata pengembangan rantai nilai halal sektor pariwisata ramah muslim dan konferensi internasional ini, serta menambahkan “Kita targetkan Indonesia menjadi destinasi pariwisata halal global peringkat 1 kembali tahun 2023”.

Hal ini terungkap saat digelarnya International Muslim Friendly Tourism Conference di Jakarta, 7 Oktober 2022. Kegiatan ini merupakan bagian dari Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-9 tahun 2022, yang diselenggarakan untuk membahas penguatan ekosistem rantai nilai halal sektor pariwisata ramah muslim nasional.

Terselenggaranya Konferensi Internasional merupakan satu rangkaian utuh dari lima kegiatan Focus Group Discussion sebelumnya yang secara simultan sudah dilakukan. Kegiatan yang diprakarsai oleh Bank Indonesia yang bekerja sama dengan Enhaii Halal Tourism Center Politeknik Pariwisata NHI Bandung (EHTC Poltekpar NHI Bandung), melibatkan banyak pihak yaitu Kemenparekraf, Kemenko Marves, Kemenko PMK, Kemenperin, Kemenkop UKM, Kemenag, Pemerintah Daerah khususnya destinasi pariwisata ramah muslim unggulan, GIPI, PPHI, pelaku swasta, dan akademisi; yang hadir langsung maupun secara online.

Akhirnya melalui suatu pembahasan yang sangat dinamis & produktif, forum dapat merumuskan Resolusi penguatan pengembangan pariwisata ramah muslim Indonesia.

Konferensi Internasional ini merupakan salah satu tindak lanjut dari deklarasi tersebut yang membahas penguatan pariwisata ramah muslim dalam mendukung dan mensukseskan pemulihan pariwisata dengan memastikan pertumbuhannya secara berkelanjutan dan inklusif, yang sejalan dengan semangat Presidential G20 Meeting.

Tujuan ini sejalan dengan strategi UNWTO yaitu Rethinking Tourism, yang berupaya mempercepat pemulihan pariwisata global yang sangat terpukul oleh pandemi covid-19, krisis keuangan global, dan perubahan iklim dunia. Pada tahun 2020 saja, sektor pariwisata kehilangan $4,5 triliun dan 62 juta pekerjaan secara global.

Saat dunia mulai pulih, sektor pariwisata dapat bangkit kembali sebagai sektor yang inklusif, berkelanjutan, dan tangguh. Belum pernah sebelumnya, secara global dapat terhubung secara digital melalui internet, zoom, dan memiliki kemampuan untuk bekerja dari mana saja. Hal ini memungkinkan wisatawan untuk melakukan berbagai tujuan, seperti kunjungan wisata bersama keluarga atau teman, serta melakukan berbagai bentuk perjalanan bisnis.

Konferensi Internasional ini melibatkan pembicara pakar dan praktisi pariwisata halal global. Secara berturut-turut keynote speaker adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Inspiring Speaker dari Gubernur Sumatera Barat Bapak H. Mahyeldi Ansharullah. Tiga orang pakar pariwisata halal global yang terlibat adalah Prof. Mohamed Battour (Professor, College of Business Administration, University of Sharjah, UAE), Dr. Saeed Akhtar (Chairman of Nippon Asia Halal Association (NAHA), dan Dr. Anang Sutono, MM.Par., CHE (Associate Professor at Politeknik Pariwisata NHI Bandung).

Para pembicara tersebut membahas bagaimana membangun rantai nilai pariwisata ramah muslim di destinasi pariwisata serta menjaga keberlanjutan pengembangan pariwisata ramah muslim dan menciptakan pertumbuhan ekonomi secara inklusif.

Untuk mendukung pariwisata ramah muslim nasional ini, BI telah menetapkan dua nagari di Sumatera Barat sebagai binaan, yaitu Nagari Sungai Batang di Kabupaten Agam dan Nagari Sumpu di Kabupaten Tanah Datar. BI akan memberikan bantuan pengembangan pariwisata halal di dua nagari tersebut. Nantinya akan ada pembicaraan lebih lanjut antara BI dengan Pemerintah Daerah, Nagari, Pokdarwis dan stake holder lainnya terkait bentuk dan skema bantuan yang akan diberikan.

Dengan demikian, upaya akselerasi yang diprakarsai oleh Bank Indonesia ini diyakini menghasilkan gagasan inovatif, mendorong kolaborasi, dan aksi nyata dalam mengembangkan pariwisata ramah muslim nasional yang inklusif, keberlanjutan dan memiliki ketahanan untuk menjadi pendorong konektivitas nasional dan global, serta pertumbuhan ekonomi dan sosial(*)

Penulis adalah:
Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaaan dan Olah Raga Kabupaten Agam

  • Bagikan

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *