Inovasi “Sarok Pintar” Nagari Duo Koto Buat Tim Penilai Provinsi Terkesima dan Takjub

  • Bagikan

AMCNews.co.id — Saat ini Nagari Duo Koto Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam sedang on fire di bidang pemberdayaan perempuan yang digerakkan oleh ibu-ibu PKK. Pasalnya nagari dengan jumlah penduduk lebih kurang 3.480 jiwa itu kini memiliki inovasi baru, yaitu “Sarok Pintar”.

Inovasi baru itu membuat nagari yang berada di kawasan Salingka Danau Maninjau itu, melaju ke tingkat Provinsi Sumbar mewakili Kabupaten Agam pada lomba Gerakan PKK kategori Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K).

“Sarok Pintar” merupakan, gagasan baru yang dikembangkan kelompok ibu-ibu rumah tangga bersama pemuda untuk mengumpulkan sampah organik dan anorganik untuk bisa dimanfaatkan kembali sehingga memiliki daya jual dan menambah pendapatan keluarga.

Selasa (2/4) siang, tim penilai melakukan kunjungan lapangan untuk melihat secara langsung proses dari anyaman sampai hasil yang sudah siap untuk dijual. Dalam kunjungan itu, tim juri yang dipimpin oleh Ny. Eva Lisa terkesima dan takjub melihat karya anak nagari bersama ibu-ibu yang bersinergi menjalankan sebuah organisasi pemberdayaan.

“Ini menjadi poin penting dalam penilaian kita,” pungkas tim juri dengan singkat.

Dari pantauan AMCNews.co.id di lapangan, adapun jenis olahan sampah anorganik yang didaur ulang adalah, sampah bungkus kopi luwak, kopi kapal api dan jenis bingkisan kopi lainnya yang dibuat menjadi sebuah tas, cilemek, kantong sepatu, tas, tempat tisu dan karpet.

Tak heran orang melihat bahwa bentuk produk yang dibuat nyaris sempurna karena juga dibantu oleh mesin khusus yang difasilitasi oleh pemerintah nagari setempat.

“Untuk sampah organik, kita menjadikannya sebagai pupuk kompos. Alhamdulillah, keutungannya minimal bagi seluruh anggota kelompok bisa menggunakannya di rumah sebagai pupuk,” ujar Ketua Kelompok “Sarok Pintar”, Hagi, kepada AMCNews.co.id.

Hagi menjelaskan, kelompok yang sudah berjalan dua tahun itu hasil produknya tidak hanya dipasarkan di tingkat Kabupaten Agam saja, melainkan sudah mencakup daerah luar provinsi, seperti Provinsi Palembang dan Pekanbaru.

Omset yang didapat mencapai Rp.2,5 juta per bulan, dengan harga per produk rata-rata seharga Rp.20.000/buah sampai Rp.500.000/buah.

“Omset kita masih dibilang belum begitu besar, karena orang memesan baru beberapa item. Oleh sebab itu, secara bertahap saat ini kita juga sudah pasarkan melalui website,” pungkasnya.

Menyikapi hal itu, Walinagari Duo Koto, Joni Safri mengatakan pihaknya secara bertahap sudah membantu memfasilitasi kebutuhan bagi kelompok-kelompok UKM yang kekurangan mengenai peralatan kelengkapan usaha.

“Seperti mesin jahit serta pelatihan-pelatihan sudah kita berikan kepada masyarakat. Alhamdulillah mereka dengan sungguh melakukannya, alhasil terbentuklah sebuah kelompok ini,” ujarnya.

Sesuai peruntukan dana desa 30 persen untuk anggaran pemberdayaan masyarakat, pihaknya sudah menjalankannya sesuai dengan aturan yang berlaku.

Untuk PKK di Nagari Duo Koto, pihaknya menganggarkan sebesar Rp 80 juta pada tahun 2019. “Untuk kepentingan masyarakat itu harus utama, apalagi ini untuk peningkatan perekonomian mereka, tentu tidak bisa ditunda atau ditiadakan,” jelasnya. (AMC06)

  • Bagikan

Respon (1)

Tinggalkan Balasan ke Novel lando Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *