Terus Berkembang, DAPM-MPd Lubuk Basung Meningkat Jadi Rp 4 Miliar

  • Bagikan

Lubuk Basung, AMC – Unit Pengelola Kegiatan Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam menggelar Musyawarah Antar Nagari (MAN) dalam rangka tutup buku pengelolaan Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (DAPM-MPd) tahun 2019, di kantor UPK Lubuk Basung, Kamis (20/2).

Tim fasilitasi pendamping Kecamatan Lubuk Basung, Yusril mengatakan, dana amanat pemberdayaan masyarakat ini dulunya berasal dari program PNPM yang dimulai sejak 2007 sampai 2015.

“Dalam kurun waktu 2007-2015 kita bermodal sekitar Rp 2 miliar lebih, sampai sekarang dana ini telah berkembang menjadi Rp 4 miliar lebih,” ujarnya.

Dijelaskan, periode 2019 dana telah digulirkan dan dimanfaatkan oleh kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) se-Kecamatan Lubuk Basung sebanyak 67 kelompok, dengan anggota sekitar 1.000 orang.

Berdasarkan jumlah proposal pinjaman yang diajukan kelompok, UPK mengalami kekurangan dana. Pada 2020 proposal yang telah masuk dengan nominal pinjaman sekitar Rp 1,7 miliar, sedangkan kas yang ada hanya Rp 400 juta. Sehingga kelompok harus terpaksa bergantian untuk mendapatkan pinjaman.

Namun pendapatan hasil dari usaha peguliran dana SPP dikatakan Yusril setiap tahunnya mengalami peningkatan. 2017 Sisa Hasil Usaha (SHU) bersih terkumpul Rp 128 juta, naik menjadi Rp 261 juta pada 2018 dan Rp 267 juta di 2019.

“Dana pendapatan SHU bersih 50 persen digunakan sebagai tambahan modal, sedangkan 50 persen lagi untuk operasional kelembagaan dan bantuan Rumah Tangga Miskin (RTM),” sebutnya.

Menurutnya, sampai saat ini dana RTM sudah terkumpul Rp76 juta. Berdasarkan musyawarah dan diskusi yang dilakukan, dana akan digunakan untuk membantu biaya kuliah anak berprestasi berasal dari keluarga miskin hingga tamat.

Wakil Bupati Agam, Trinda Farhan Satria saat membuka kegiatan ini mengapresiasi perkembangan DAPM-MPd Lubuk Basung, yang menjadi pendekatan dalam menanggulangi kemiskinan.

Menurutnya, jika dilihat yang menjadi paradigma pembangunan di Agam, terutama adalah mengatasi kemiskinan. Ini dilakukan tidak harus berbicara prosedur, tetapi sudah menjadi tanggungjawab bersama dalam membantu.

“Kemudian diberi pancingan atau pemberdayaan. Sehingga bergulirnya dana SPP untuk masyarakat dengan harapan dana itu betul-betul bisa berdaya bagi masyarakat yang tertuju kepada kemandirian,” sebutnya. (t_m)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *