Kurangi Pencemaran Danau Maninjau, P3E Sumatera Gelar Palatihan Budidaya Lele Kolam Terpal

  • Bagikan

AMCnews.co.id — Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Wilayah Sumatera Kementerian LHK, menggelar pelatihan budidaya ikan di kolam semi bioflok atau terpal bagi petani Keramba Jaring Apung (KJA) salingka Danau Maninjau, di Nagari Koto Kaciak, Kecamatan Tanjung Raya, Senin (7/10).

Pelatihan digelar dalam rangka mengurangi beban pencemaran air Danau Maninjau dari aktivitas budidaya ikan KJA. Untuk itu dibutuhkan fasilitas alih mata pencaharian masyarakat dari danau ke darat.

Kasubid Pertambangan Energi Pertanian dan Kelautan P3E, Yulianti mengatakan, peserta pelatihan berjumlah 30 orang berasal dari perwakilan petani KJA salingka Danau Maninjau. Mereka di samping materi, juga diberikan praktek cara budidaya ikan khususnya lele dengan kolam terpal yang dipandu oleh narasumber Prof. Dr. Ir. Hafrijal Syandri, M.S dari Universitas Bung Hatta Padang.

“Peserta diberikan ilmu bagaimana cara budidaya ikan di kolam terpal, karena selama ini petani terfokus kepada perairan di danau. Sementara banyak upaya lain yang masih bisa dilakukan untuk budidaya ikan seperti kolam terpal, kolam air deras dan sebagainya,” ujarnya.

Menurutnya, upaya ini dilakukan untuk memotivasi petani KJA untuk mengalihkan usahanya dari danau ke darat. Sebab Danau Maninjau yang menjadi kebanggaan masyarakat Agam, saat ini kondisi tercemar. Akibatnya tidak sedikit petani KJA yang rugi akibat ikan mati secara masal karena kualitas air tidak bagus lagi.

“Kita mengetahui berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah baik kabupaten maupun provinsi untuk mengatasinya. Namun dengan kondisi yang sudah parah, maka butuh proses panjang untuk memulihkannya,” sebutnya.

Bahkan rencananya pemerintah provinsi pada 2020 bakal melakukan pengangkatan KJA secara masal. Sehingga para petani KJA perlu diberikan pelatihan untuk membuka usaha budidaya ikan di darat dengan kolam terpal. Apabila kurang memahami, petani bisa belajar ke kolam terpal percontohan di nagari.

Dikesempatan yang sama, juga diperkenalkan kepada peserta ramuan herbal untuk mengatasi bau air kolam sekaligus praktek pembuatannya. Air kolam yang sebelumnya berbau dapat diatasi menggunakan ramuan tersebut.

Yulianti mengharapkan setelah pelatihan, dengan dana yang mereka miliki masyarakat bisa membuka usaha budidaya ikan di kolam terpal, atau melalui bantuan modal dari Bumnag. Sehingga proses peralihan mata pencaharian usaha petani dapat berjalan dengan lancar.

PJ Wali Nagari Koto Kaciak, Bayu Wiranatha menyambut baik pelaksanaan pelatihan ini. Sehingga masyarakat memiliki banyak pilihan atau alternatif.

“Seperti sekarang, petani KJA terfokus kepada danau untuk budidaya ikan, sementara banyak lagi alternatif lain seperti, kolam terpal atau pengalihan mata pencaharian kepada alternatif lainnya,” sebutnya.

Bayu menuturkan terimakasih kepada panitia yang telah menetapkan Koto Kaciak sebagai lokasi pelatihan. Kepada Narasumber Bayu mengharapkan untuk membimbing peserta dalam menerapkan budidaya ikan di kolam terpal ini, supaya hasilnya lebih maksimal.

“Terkadang kegagalan terjadi bukan karena konsep, tetapi proses menjalaninya juga dapat menimbulkan sebuah kegagalan,” imbuhnya. (AMC05)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *