Petani Diminta Lebih Inovatif Basmi Hama

  • Bagikan

AMCNews.co.id — Memasuki musim tanam sebagian para petani di Kabupaten Agam menggelar pembasmian tikus dengan cara gropyokan atau beramai-ramai.

Cara itu dilakukan di tanggul maupun pematang sawah yang dinilai banyak sarang tikus.

Dengan menggunkan alat seadanya seperti sebilah kayu, para petani menunggu tikus yang keluar dari sarangnya, karena disemprot menggunkan asap, agar tikus-tikus keluar.

Hal itu dibenarkan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Agam, Isman Imran, kepada AMCNews.co.id saat dikonfirmasi diruang kerjanya, Rabu (12/9) di Lubuk Basung.

Menurutnya, ada dua metode dalam pembasmian tikus yakni, dengan cara akademis, dan kedua dengan cara tradisional seperti gropyokan.

“Yang paling sering digunakan yakni, cara tradisional. Cara ini memang efektif namun dianggap kurang baik untuk proses tanam,” ungkapnya.

Pasalnya, kekebalan tanaman padi selalu berubah dan menyesuaikan diri tergantung tanahnya.

“Hama tikus memang menjadi permasalahan yang cukup serius, karena sulit dibasmi. Maka perlu inovasi agar tidak selalu mengkedepankan cara tradisional,” tambah Isman.

Dengan inovasi, tanaman padi bisa tumbuh baik dan subur serta tahan terhadap serangan hama tikus. Inovasi yang dibuat seperti menanam tanaman atau bunga yang dibenci tikus, agar mereka tidak mau mendekati padi.

Untuk itu, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi melalui para penyuluh disetiap kecamatan ke petani dengan mengkedepankan inovasi.

“Petani biasanya mengandalkan pengalaman, dan cara tradisional. Padahal, dengan inovasi malah membantu petani agar tanamannya subur dan tahan terhadap hama,” jelasnya. (AMC06)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *