AMCNews.co.id — Upacara peringatan 25 tahun Lubuk Basung sebagai Ibukota kabupaten Agam dan peringatan perang Manggopoh ke 110 tahun berlangsung semarak, di halaman depan kantor Bupati ini, dipimpin langsung oleh Bupati Agam, dan dimeriahkan arak-arakan Bundo Kanduang manatiang jamba yang diiringi tambua tansa, Kamis (19/7)
Dalam memeriahkan acara tersebut diikuti oleh ketua DPRD Agam, Sekda, Staf Ahli, Asisten, Kepala Badan, Kepala Bagian, dinas dan kantor lingkungan Pemkab Agam, Camat se-kabupaten Agam, Walinagari, Jorong, dan beserta Tokoh Masyarakat se-kecamatan Lubuk Basung seluruh ASN dari beberapa OPD.
Bupati Agam dalam sambutannya menyampaikan, 16 Juni 1908 yang diperingati sebagai hari meletusnya perang Manggopoh melawan pemerintah colonial Belanda, perang ini dikenal dengan Perang Manggopoh yang dipimpin seorang wanita tangguh bernama Mandeh Siti.
“Perang Manggopoh yang terjadi bersamaan dengan perang Kamang, merupakan bentuk perlawanan anak nagari terhadap pemberlakuan sistem pajak (Belasting),” ujar Bupati.
Diantara sekian banyak perang pergerakan menentang penjajahan Belanda di Indonesia, hanya 2 perang tersebutlah yang dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan masyarakat terhadap pemberlakuan sistem pajak (belasting) pemerintah kolonial Belanda.
“Hal ini sangat membanggakan bagi masyarakat Agam pada umumnya,” ujarnya lagi
Lanjut Bupati, berjarak 85 tahun sejak peristiwa Perang Manggopoh tersebut yaitu pada tanggal 19 Juli 1993, secara de facto Ibukota kabupaten Agam telah berada di Lubuk Basung
“Walaupun secara de jure proses ini belum disahkan dengan ditetapkannya peraturan pemerintah no 8 tahun 1998, keluarnya peraturan pemerintah ini merupakan respon dari pemerintah terhadap keputusan DPRD tingkat II Agam no: 02//DPRD-AG/1998 tanggal 15 Oktober 1998,” ungkapnya
Dua peristiwa tersebut, yaitu peringatan 110 tahun Manggopoh dan 25 tahun kepindahan Ibukota kabupaten Agam ke Lubuk Basung melatarbelakangi diadakan upacara peringatan hari ini.
“Melalui kesempatan ini, diharapkan bagi kita dapat mengevaluasi segala upaya dan keberhasilan dalam pembangunan yang telah dicapai dalam rentang waktu 25 tahun tersebut, lebih dari itu pula perlu kita renungkan perjuangan yang telah dilakukan oleh Mandeh Siti Manggopoh, ” ulasnya
(AMC07)