AMCNews.co.id — Ambun Pagi, kecamatan Matur, kabupaten Agam, memiliki kerajinan tangan tersendiri yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya, selain objek wisatanya yang menawan, Ambun Pagi miliki cindera mata khas untuk para wisatawan membawa oleh-oleh, yaitu kambuik daun mansi.
Anyaman tas dan karpet yang terbuat dari sejenis daun pandan ini bisa jadi daya tarik wisatawan untuk dijadikan cindera mata, dan anyaman ini tidak kalah menariknya dari produk modern yang terbuat dari plastik, kulit dan karet sintetis.
Hal ini dikatakan Jasmiati (45), salah seorang warga Ambun Pagi yang masih mempertahankan anyaman khas Matur tersebut pada AMCNews, Minggu (15/7)
Jasmiati mengaku, keterampilan membuat anyaman dari mansi tersebut sudah turun temurun digeluti masyarakat Matur pada umumnya, dan Jasmiati salah seorang yang masih mempertahankan keterampilan itu.
“Keterampilan membuat anyaman tas dan tikar berbahan dasar mansi ini, adalah warisan turun temurun dari nenek moyangnya,” ujar Jasmiati
Untuk proses pembuatan anyaman ini tidak sulit, namun butuh keahlian, ketelitian dan kesabaran, karena anyaman tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama.
Anyaman bisa dibuat dengan beberapa motif seperti, motif kaluak paku, motif cita, motif kacang goray untuk dibuat berupa tas, kambuik anam sagi dan tikar.
“ Proses pembuatan 1 produk, tergantung ukuran dan kesulitan motifnya,” ujarnya lagi
Harga jual kerajinan tangan ini, sebut Jasmiati, berkisar dari Rp 70 ribu hingga Rp 150 ribu, tergantung motif dan ukurannya.
“Produk ini umumnya diminati wisatawan mancanegara,” ulasnya
(AMC07)